Masih Yakin Elektabilitas Ahok Bertahan Hingga Hari Pencoblosan?
Sedangkan Sylviana yang beretnis Betawi, merupakan satu-satunya perempuan di ajang kontestasi pilkada DKI. “Sylvi sangat berpotensi menggaet suara dari kelompok Betawi dan perempuan,” sambung Zaenal.
Karenanya Zaenal menyebut survei-survei terkini mestinya menjadi alarm bagi Ahok yang berpasangan dengan Djarot S Hidayat. Direktur eksekutif di lembaga pengkajian Developing Countries Studies Center (DCSC) itu bahkan menyebut pendukung Ahok yang mendominasi media sosial dan konvensional selama setahun belakangan hanya gelembung politik yang bisa tiba-tiba meletus atau kempis.
“Bubble politics itu bisa kapan saja meletus, tergantung momentumnya. Dalam politik, momentum sangatlah penting karena terkadang menjadi titik loncat calon yang pada mulanya tidak dianggap di awal, tapi menjadi penantang serius,” sambungnya.
Zaenal lantas mencontohkan ketika Susilo Bambang Yudhoyon (SBY) pada 2003 dianggap kekanak-kanakan oleh tokoh penting di PDIP yang kala itu berkuasa. Tapi hal itu ternyata dikapitalisasi sehingga SBY menang pemilihan presiden mengalahkan Megawati Soekarnoputri yang kala itu menjadi calon incumbent.
“Begitu juga dengan Jokowi yang dianggap ndeso di Pilkada DKI 2012. Ternyata hasilnya Jokowi bahkan bisa menjadi presiden,” tutur Zaenal.
Secara khusus Zaenal menganggap Agus punya momentum untuk membalikkan keadaan sebagaimana ayahnya, SBY pada 2003. Yakni ketika Agus dianggap sebagai tentara ingusan oleh seorang pengamat.
“Ini adalah pukulan politik yang sepintas bernuansa negatif, namun bila bisa dikapitalisasi oleh Agus dan timnya, bukan tidak mungkin bisa menjadi keuntungan politik yang berdampak pada elektabilitas,” ulasnya.
Karenanya Zaenal menegaskan, hingga hari pencoblosan pilkada DKI pada 15 Februari 2017 nanti semua kemungkinan masih bisa terjadi. “Tinggal siapa yang mampu meyakinkan pemilih dengan program-program pro-rakyat dan berkomunikasi intensif ke basis-basis voters, dialah yang memiliki peluang terbesar untuk menang,” pungkasnya.(ara/jpnn)
JAKARTA - Sejumlah lembaga survei mengungkap adanya penurunan elektabilitas Basuki T Purnama alias Ahok di bursa calon gubernur DKI. Meski elektabilitas
- Kaesang Yakin 70 Persen Pemilih Sragen Pilih Sigit-Suroto
- Ketua DPRD Kota Sibolga: Saya Berkomitmen Menjalankan Tanggung Jawab Secara Profesionalisme
- Dambakan Pembangunan di Jateng, Pemuda Solo Dukung Luthfi-Taj Yasin
- Bawaslu dan CNE Timor Leste Teken Perjanjian Kerja Sama, Ini Harapan Sekjen Ichsan Fuady
- Survei Tatap Muka Poltracking Indonesia: Isran Noor-Hadi 52.9%, Rudy Mas'ud-Seno Aji 38,4%
- BPK Diminta Audit Dana Hibah Pemilu dan Pilkada 2024