Masjid Al Ikhlas di PIK, Perpaduan Ibadah dan Ekonomi Berkelanjutan

jpnn.com - Agung Sedayu Group tengah membangun Masjid Al Ikhlas di Pantai Indah Kapuk (PIK) yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat ekonomi umat.
Masjid megah yang mengusung konsep Islamic Classical ala Ottoman itu akan mengintegrasikan kegiatan keagamaan dengan sistem ekonomi berkelanjutan yang dapat mendukung operasional masjid dalam jangka panjang.
Direktur Utama Agung Sedayu Group Letjen (Purn) DR. Nono Sampono menegaskan bahwa pembangunan masjid itu lahir dari kebutuhan masyarakat yang makin meningkat seiring pesatnya perkembangan kawasan PIK 1 dan 2.
"Dengan bertambahnya populasi, kebutuhan tempat ibadah meningkat. Masjid yang sudah ada tidak lagi mencukupi, sehingga kami merasa perlu membangun masjid yang lebih besar," ujar Nono.
Dia menjelaskan bahwa masjid ini akan dibangun di atas lahan seluas 2.400 meter persegi dengan kapasitas 600 jemaah dan menelan biaya pembangunan Rp 45 miliar.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Al Ikhlas akan dilengkapi dengan area komersial yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas ekonomi, seperti pusat kuliner halal, toko ritel islami, hingga coworking space berbasis syariah.
Konsep itu diadopsi agar masjid tidak hanya mengandalkan donasi jemaah, tetapi mampu menghasilkan pendapatan sendiri untuk pemeliharaan dan pengembangan program sosial.
Direktur Utama Agung Sedayu Group Letjen (Purn) DR. Nono Sampono menyebut Masjid Al Ikhlas PIK adalah perpaduan ibadah dan ekonomi berkelanjutan.
- Respons Kebijakan Impor AS Yogyakarta Harus Adaptif
- Rupiah Nyaris Rp 17 Ribu, Cermin Ketidaksiapan Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi
- PIK 2 Dinilai Bisa Jadi Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Pesisir
- Transformasi Digital sebagai Pilar Ketahanan Ekonomi di Era Perang Dagang Global
- Kehadiran Dermaga PIK Mengangkat Potensi Pertumbuhan Wisata Bahari Jakarta
- Analis Sebut Kans Ekonomi Indonesia Alami Perkembangan Progresif