Masjid Ini Bukan Milik Orang Islam, Gereja Ini Bukan Milik Orang Katolik, tetapi…

Selanjutnya, Pater Hendrikus Van Der Hulst mendirikan secara permanen Kapela Santo Mikhael Pepageka pada tahun 1970.
Kapela itu pertama kali dibangun darurat, sekitar tahun 1900 dengan dinding terbuat dari bilah bambu, beratap alang-alang, dan berlantai tanah.
Karena umur bangunan sudah terlalu tua, maka pada tahun 1995 kapela itu dibongkar total. Kapela itu dibangun baru dan berganti nama menjadi Kapela Santo Hendrikus Pepageka.
Seusai mendirikan kapela, Pater Hendrikus Van Der Hulst bersama tokoh adat, dan tokoh agama Islam dan Katolik membangun Masjid Al Jihad Pepageka pada tahun 1982.
Masjid itu dahulunya hanya sebuah musala darurat yang dibangun sekitar tahun 1900. Seiring waktu, populasi Muslim di desa itu kian bertambah, sehingga masjid itu dibangun secara permanen.
Sejak dua rumah ibadah berdiri kokoh, tradisi Wai Umum pun mulai dijalankan turun-temurun. Acara itu dilaksanakan setiap hari raya besar agama, baik Idul Fitri, Idul Adha, Natal, maupun Paskah.
Pada momen hari raya itu, warga yang merayakan harus berdiri berjejer di depan gereja dan masjid.
Selanjutnya warga yang beragama lain menyalami mereka satu per satu.
Selamat Paskah. Minal Aidin Wal Faizin. Masjid ini bukan milik orang Islam & gereja ini bukan milik orang Katolik, tetapi 2 bangunan ini adalah milik Lewotana.
- Dukung Pembangunan Masjid di PIK, DPRD DKI: Simbol Harmoni dan Toleransi Beragama
- Kondisi Masjid Raya Bandung Memprihatinkan, Pemprov Jabar Berjanji Memperbaiki Kerusakan
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Pemuda Katolik Komda Jawa Barat Sikapi Pelarangan Beribadah di Arcamanik
- Agung Sedayu Group Pancangkan Tiang Perdana Masjid Al-Ikhlas PIK di Riverwalk Island
- Masjid Besar Segera Berdiri di PIK 2, Menag Pancangkan Tiang Perdana