Masjid, Kontrakan, dan Radikalisme
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Selama 32 tahun masa kekuasaan Soeharto, Islam dikontrol dengan ketat dan diberi ruang gerak yang terbatas sebagai kekuatan sosial dan ritual saja. Soeharto melalui Yayasan Muslim Pancasila yang dibentuknya membangun masjid-masjid di seluruh Indonesia dengan desain yang seragam.
Bangunan masjid yang identik dengan arsitektur Islam lengkap dengan kubah dan menara diubah menjadi bangunan dengan arsitektur Jawa bergaya joglo bersusun lima yang melambangkan Pancasila.
Soeharto melakukan Jawa-nisasi total terhadap politik dan agama sehingga Islam pun muncul dengan identitas Jawa, mirip dengan gerakan Islam Nusantara sekarang.
Ketika Orde Baru runtuh pada 1998, kekuatan Islam politik langsung meledak. Organisasi dan partai Islam yang selama ini terpenjara langsung mendapatkan kebebasan dan memperoleh penyalurannya.
Kuntowijoyo memberikan ilustrasi mengenai ketegangan massa di Gedung DPR/MPR Senayan yang mewarnai jatuhnya Orde Baru melalui gerakan reformasi yang dipelopori mahasiswa pada 1998.
Ketika Presiden Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya, kontan puluhan ribu mahasiswa yang menduduki Senayan itu melakukan sujud syukur. Ini menjadi salah satu gestur yang sangat islami dan dianggap sebagai indikator bangkitnya Islam politik.
Namun, ternyata kemudian terjadi hal yang kontradiktif. Ketika Wakil Presiden B.J Habibie maju menjadi capres untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Soeharto, para mahasiswa itu terbelah menjadi dua, mendukung dan menolak.
Dalam pandangan Kunto, para mahasiswa ‘’Islam’’ itu seharusnya mendukung Habibie sebagai representasi tokoh Islam politik.
Jangan cuma masjid yang didata, rumah kontrakan juga, karena banyak kasus radikalisme yang berawal dari sana.
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- Peringati Hari Pahlawan, Yayasan Gema Salam Wujudkan Semangat Nasionalisme
- Ditahan di Rutan, Ammar Zoni Sibuk Main Basket dan Jadi Humas Masjid
- Datangi Indekos, Densus 88 Antiteror Lakukan Tindakan, Apa yang Didapat?
- Pramono Janji Bakal Menyediakan WiFi Gratis untuk Setiap Masjid di Jakarta
- Hadiri Masjid Award, Khofifah: Penting untuk Memakmurkan Masjid dan Jemaahnya