Masjid Muammar Qaddafy di Bogor, ketika Libya Dilanda Perang
Tripoli Masih Kirim Rp 2 Miliar Bulan Lalu
Rabu, 13 April 2011 – 13:05 WIB
Tak sampai dua tahun, proyek pembangunan masjid tiga lantai dengan total luas bangunan 12.600 meter persegi itu selesai. Dimulai sejak pemancangan tiang pertama pada 22 Juli 2007, masjid tersebut diresmikan pada 16 Februari 2009. "Semua dana dari sana (Libya, Red). Tidak sepeser pun dari pemerintah kita," tegas Setyo Budi.
Namun, lanjut dia, meski seluruh dana dari Libya, pihak WICS maupun pemerintah Libya tidak pernah campur tangan terhadap urusan masjid. Termasuk, soal desain atau nama masjid sekalipun.
Terkait dengan keputusan Yayasan Majelis Az-Zikra memberi nama Muammar Qaddafy, itu hanyalah persoalan penghargaan dan penghormatan terhadap kepedulian pemimpin Libya tersebut. Terutama, terhadap perkembangan dakwah Islam hingga ke Indonesia. "Seandainya yang ngasih bantuan saya, terus kami kasih nama Masjid Budi kan juga nggak apa-apa kan" selorohnya.
Pihak pemberi dana, lanjut dia, hanya berpesan bahwa masjid yang mereka danai itu tidak boleh digunakan untuk kegiatan ekstremisme dan radikalisme. Termasuk, kegiatan-kegiatan yang melenceng dari Islam, misalnya Ahmadiyah. "Dari awal proses sampai sekarang tidak ada campur tangan dari mereka. Ini memang untuk rakyat Indonesia, masyarakat muslim Indonesia," papar Budi kembali.
Di Sentul, Bogor, Jawa Barat, sejak dua tahun lalu berdiri cukup megah Masjid Muammar Qaddafy. Diberi nama presiden Libya itu karena dialah yang
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408