Masjid Muhammad Cheng Hoo, Tempat Mualaf Ucapkan Dua Kalimat Syahadat

jpnn.com, SURABAYA - Masjid Muhammad Cheng Hoo merupakan salah satu dari beberapa masjid di Surabaya yang kerap dijadikan tempat para mualaf untuk mengikrarkan dua kalimat Syahadat untuk kali pertama.
Namun meski dikenal sebagai masjid berciri khas Tionghoa, ternyata para mualaf yang kerap berikrar di masjid ini mayoritas bukan dari kaum Tionghoa.
Mifta Dian Mulyaningsih
MESKI berciri khas arsitektur kental dengan nuansa kelenteng dan didirikan oleh kaum Tionghoa, rupanya mualaf yang berikrar di Masjid Muhammad Cheng Hoo justru didominasi oleh kaum non-Tionghoa.
Meskipun demikian, banyak pula etnis Tionghoa yang mengucapkan kalimat Syahadat tanda sebagai pemeluk Islam itu di Masjid Muhammad Cheng Hoo.
“Tapi jumlahnya masih kalah banyak kalau dibandingkan dengan etnis lainnya. Kebanyakan yang mualaf di sini orang biasa (non-Tionghoa, Red). Orang Tionghoanya ada juga, tapi jumlahnya hanya beberapa,” kata Hariyono Ong, ketua Takmir Masjid Cheng Hoo Surabaya.
Masjid yang berlokasi di Jalan Gading ini memiliki persyaratan khusus bagi mereka yang ingin mengucapkan kalimat Syahadat.
Syarat tersebut antara lain harus mengikuti pembinaan di Masjid Cheng Hoo minimal selama tiga bulan. Pembinaan tersebut bisa dilakukan sebelum atau sesudah mengucapkan Syahadat.
Masjid Muhammad Cheng Hoo merupakan salah satu dari beberapa masjid di Surabaya yang kerap dijadikan tempat para mualaf untuk mengikrarkan dua kalimat
- KIKT Dukung Pelestarian Warisan Budaya
- Imlek Fitri
- Mengenal Tradisi dan Budaya Masyarakat Tionghoa dalam Perayaan Imlek
- Perjalanan 'Rasa' Sajian Khas Imlek di Kota Bandung
- Mengintip Tradisi Imlek Keluarga Tionghoa di Kota Bandung, Bagi-bagi Angpau hingga Sajian Wajib
- Tradisi Bersih-Bersih Rumah Menjelang Imlek: Simbol Kesucian-Awal Baru di Tahun Ular Tanah