Maskapai AS Penuhi Tuntutan China Untuk Ubah Penyebutan Taiwan
"Pasar China terlalu penting."
Disebut aksi brutal
"Tidak ada ruang untuk negosiasi atau konsultasi ketika menyangkut prinsip Satu China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, menjelang tenggat waktu di Beijing.
Otoritas China belum menentukan hukuman apa yang bisa dihadapi oleh operator internasional karena mengabaikan permintaan, tetapi mengindikasikan bahwa hal itu bisa membahayakan akses mereka ke apa yang diharapkan menjadi pasar penerbangan terbesar di dunia dalam lima tahun terakhir.
Photo: Foto layar dari bulan Januari 2018 menunjukkan Taiwan sebagai negara di situs Penumpang Setia Qantas. (Supplied)
Di Taiwan, seorang anggota Parlemen dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa, Lo Chih-Cheng, menggambarkan langkah Beijing sebagai "tindakan brutal, sepihak" yang menciptakan "lingkaran setan".
"China ingin menggunakan metode seperti mengubah nama Taiwan untuk mendorong Taiwan lebih dekat ke China, tetapi hasilnya adalah sebaliknya - itu akan membuat Taiwan melangkah semakin jauh - itu kontraproduktif", katanya.
Tekanan pada maskapai penerbangan hanyalah cara terbaru yang digunakan Beijing untuk semakin meminggirkan kehadiran Taiwan di dunia internasional.
Dalam beberapa bulan terakhir, China merangkul dua sekutu diplomatik Taiwan yang tersisa, hanya menyisakan 19 negara kecil atau miskin yang mengakui pemerintahan di Taipei.
- Dunia Hari Ini: Pemimpin Hizbullah Sebut Serangan Israel 'Deklarasi Perang'
- Dunia Hari Ini: Jutaan Data NPWP Diduga Bocor, Termasuk Milik Presiden Joko Widodo
- Dunia Hari Ini: Ledakan Massal 3.000 Penyeranta Hizbullah Tewaskan Sembilan Jiwa di Lebanon
- Dunia Hari Ini: Baku Tembak di Papua Menewaskan Puluhan Jiwa
- Bruce Christie dari Australia Raih Penghargaan karena Bantu Perkembangan Kriket di Indonesia
- Siswa Pendidikan Dokter Spesialis Dianggap 'Rentan' Dengan Ancaman Perundungan dan Senioritas