Maskapai Dibekukan, Warga Perbatasan Menjerit
Terpisah, Agus, 35, warga Desa Long Sule, yang sudah sebulan tertahan di Malinau membenarkan kondisi sulit yang dialami akibat tidak terbangnya MAF.
"Selama ini kami memang bergantung sama MAF karena tarifnya terjangkau dibanding Susi Air. Terutama tarif di luar subsidi," ungkapnya.
Dia memerincikan, untuk tarif maskapai Susi Air bersubsidi, satu penumpang dikenai tarif Rp 455 ribu dan barang Rp 31 ribu per kilogram.
Sedangkan tarif MAF subsidi hanya Rp 350 ribu per orang, barang Rp 28 ribu per kilogram.
"Selama pembekuan MAF, baru dua kali maskapai Susi Air bersubsidi masuk. Dengan total penerbangan enam rute, hanya mampu mengangkut 81 orang. Ada 45 orang yang tidak bisa masuk dan tidak bisa merayakan Natal di kampung halamannya," katanya. (fen/c21/ami/jpnn)
Warga di perbatasan sudah puluhan tahun bergantung pada maskapai penerbangan MAF
Redaktur & Reporter : Natalia
- Inilah Penyebab Natuna Jauh dari Konflik dan Intoleransi, Kepala BPIP Sampaikan Hal Ini
- Dinas Perindag Maluku Berdayakan Masyarakat di Daerah Perbatasan dan Tertinggal
- TNI AL dan BI Bekerja Sama Distribusikan Uang ke Wilayah Ini
- Tabung LPG Pertamina Mendarat di Perbatasan RI, Harganya Lebih Murah dari Malaysia
- Bupati Obaja Resmikan Kampung Tangguh di Daerah Perbatasan
- Bea Cukai Merauke Ikut Patroli di Jalur Perbatasan Indonesia-PNG