Maskapai Dinilai Gagal Pahami Psikologi Konsumen
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi kembali menyoroti kenaikan tarif tiket pesawat beberapa waktu lalu.
Di mana di beberapa rute kenaikan tarif tiket hingga dua kali lipat dari harga normal. Tulus melihat penumpang merasa terkejut dengan adanya kenaikan tarif tiket pesawat.
"Dalam kasus kenaikan kemarin yang ramai di publik memang saya kira dengan segala plus minus masyarakat syok ya tentunya," ujar Tulus di Jakarta, Selasa (15/1) kemarin.
"Kenapa syok? Saya kira ya mungkin masayarakat terbiasa dengan tarif yang murah atau terjangkau, ketika diskon diambil atau dicabut, ibaratnya koreng yang ditarik itu sakit. Seperti pemerintah menarik subsidi minyak itu agak syok dan kemudian sempat collapse juga," sambung Tulus.
Tulus juga menyebut para maskapai telah gagal memahami konsumennya. Sebab kenaikan tarif tiket pesawat berbarengan dengan informasi pemberlakuan tarif bagasi.
"Tapi di sisi lain maskapai gagal memahami psikologi konsumen. Yang menjadi pertanyaan kenapa maskapai melakukan bersamaan antar maskapai dan waktunya juga dan biaya bagasi berbayar," cetus Tulus.(chi/jpnn)
Beberapa waktu lalu tarif tiket pesawat di beberapa rute mengalami kenaikan hingga dua kali lipat dari biasanya.
Redaktur & Reporter : Yessy
- Dari Konser K-Pop hingga Kereta Cepat, Inovasi tiket.com Makin Ciamik
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- Imbas PPN 12 Persen, Harga Tarif Pesawat Bakal Turun 10 Persen
- Menekraf Gandeng Maskapai Penerbangan untuk Majukan Ekonomi Kreatif Indonesia
- Pemerintah Wacanakan Diskon 50 Persen untuk Tiket Kereta Api Jelang Nataru
- Garuda Indonesia Berencana Menambah 15 hingga 20 Pesawat Tahun Depan