Maskapai Penerbangan Utama India Terancam Bangkrut
Senin, 29 Oktober 2012 – 11:00 WIB
NEWDELHI - Salah satu maskapai penerbangan utama India, Kingfisher Airlines mengalami krisis keuangan yang cukup parah. Dalam setahun belakangan, Kingfisher Airlines terus didera kerugian hingga sekitar USD1,5 miliar atau setara Rp14, 2 triliun dan terpaksa mengurangi operasionalnya. Amber Dubey, direktur kedirgantaraan pada kelompok konsultan KPMG India, mengatakan bahwa bahan bakar pesawat di India adalah di antara yang termahal di dunia karena tingginya pajak lokal. “Tidak ada di mana pun di dunia, hal seperti ini terjadi. Harga bahan bakar 55 sampai 60 persen lebih mahal daripada di bandara-bandara seperti Dubai dan Singapura,” ujarnya.
Meski saat ini beberapa rute masih beroperasi namun maskapai ini menghadapi protes dan mogok kerja karyawannya sejak awal bulan ini akibat gaji yang belum dibayar. Akibatnya, maskapai penerbangan tersebut menghadapi masa depan yang tidak menentu. Selain itu, izin terbang Kingfisher sempat ditangguhkan oleh badan pengatur penerbangan India setelah gagal menyediakan layanan yang aman dan efisien akibat adanya masalah keuangan yang dihadapi.
Baca Juga:
Menurut VOA, krisis yang melanda maskapai penerbangan tersebut mencerminkan masalah lebih besar yang dihadapi sektor penerbangan India. Para analis mengatakan biaya operasi yang tinggi di India menyulitkan banyak maskapai penerbangan untuk mendapat keuntungan.
Baca Juga:
NEWDELHI - Salah satu maskapai penerbangan utama India, Kingfisher Airlines mengalami krisis keuangan yang cukup parah. Dalam setahun belakangan,
BERITA TERKAIT
- Soal Dampak Green Bond, BNI Bisa Jadi Contoh dan Acuan Bagi Sektor Perbankan di Indonesia
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja
- Selamat! Dirut SIG Raih Top CEO Indonesia Awards 2024
- Garudafood Dorong Ekonomi Inklusif, Berdayakan UMKM
- Grab Berkolaborasi dengan TikTok Hadirkan Program Seru di Jakarta
- Waspada Efek Luar Biasa dari Kenaikan PPN 12 Persen