Masril Koto, Founder Ratusan Lembaga Keuangan Petani di Sumbar
Banker Sukses yang Tak Lulus Sekolah Dasar
Rabu, 24 November 2010 – 08:08 WIB

Masril Koto, Founder Ratusan Lembaga Keuangan Petani di Sumbar
Sebagai nasabah, petani juga tak selamanya tertib. Ada saja yang berulah nakal seperti menunggak bayar kredit. Mengingatkan mereka, kata Masril, tak gampang. Selalu ada saja alasan untuk berkelit. Tapi, dia tak kurang akal. Layaknya bank resmi, yang berulah mendapat surat teguran. "Suratnya diketik seperti surat-surat dari bank. Karena harus hemat, surat teguran dibuat dari satu kertas folio dibagi empat," ujarnya.
Langkah itu ampuh" Ternyata tidak selalu. Banyak yang masih membangkang. Bila sudah sampai tahap itu, Masril terpaksa menggunakan jurus andalan. Dia mencatat nama-nama nasabah bandel, lalu mengumumkannya melalui pengeras suara masjid. "Biasanya, kalau sudah diumumkan di masjid, malu dia," tegasnya.
Dengan keberhasilan tersebut, ide itu diadopsi Kementerian Pertanian (Kementan) menjadi program nasional dengan mencanangkan pembentukan 10 ribu lembaga keuangan pertanian di seluruh Indonesia. "Saya yang bukan orang sekolahan diundang tim menteri pertanian untuk mendiskusikan hal itu di Jakarta dan Padang," ungkap Masril mengenang.
Melalui program pengembangan usaha agrobisnis pedesaan (PUAP), akhirnya Kementan mengucurkan bantuan pembentukan LKMA melalui gabungan kelompok tani (gapoktan) sebesar Rp 100 juta per unit. Dana tersebut diambilkan dari program PMPN Mandiri di bidang pertanian.
Petani di Agam, Sumatera Barat, kini punya bank khusus. Mereka bisa meminjam modal untuk pengembangan usaha. Founder-nya, Masril Koto, merupakan
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara