Massa Umat Islam Desak Usut Pengadang Wasekjen MUI

Massa Umat Islam Desak Usut Pengadang Wasekjen MUI
Para peserta Aksi Bela Ulama jilid II long march ke Mapolda Kalbar sambil membawa pesan-pesan yang dikemas dalam spanduk dan karton, Jumat (20/1). Foto: Ocsya Ade CP/Rakyat Kalbar/JPNN.com

Dir Reskrimum meminta umat Islam bersabar, karena hukum membutuhkan proses sehingga tidak bisa sertamerta. "Kami perlu waktu," pungkas Kombes Krisnanda.

Sementara itu, Irjen Pol Musyafak selaku puncak pimpinan Kepolisian Kalbar mengatakan terima kasih sekaligus kecewa atas aksi yang berlangsung secara spontanitas tersebut. Alasannya, tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu.

"Perintah saya stop jika tidak ada pemberitahuan. Namun setelah disampaikan datang dengan cara baik-baik, menjadi suatu toleran," jelas Kapolda.

Berkaitan dengan proses hukum dirinya meminta tidak ada paksaan, karena pihaknya bekerja sesuai dengan UU. "Tidak bisa sembarangan," tegasnya.

"Pokoke harus. Tidak bisa seperti itu. Polda bekerja profesional dari kasuistis yang ada. Mau tiga ratus, seribu orang, tidak akan mengubah itu, karena sepanjang saya menjadi Kapolda Kalbar, tidak ada pemaksaan dalam proses hukum," ujar Kapolda.

Musyafak juga mengatakan Pangdam XII Tanjungpura mendukungnya dalam menjaga Kamtibmas dan kondusifitas Kalimantan Barat.

"Perusak Kalbar adalah pengkhianat (ganggu kondusifitas). Saya kepengin Kalbar aman," tegas Kapolda tanpa menyebut siapa pengkhianat itu.

Dia hanya mengatakan aksi itu telah memviral di dunia Maya."Banyak yang menanyakan kepada saya. Tadi baru masuk di pintu depan, Kapolri WhatsApp saya berkaitan dengan itu. Ini sudah viral," bebernya kepada perwakilan peserta aksi.

Massa yang tergabung dalam Aliansi Umat Islam Kalimantan Barat Bersatu kembali turun ke jalan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News