MasterCard Blokir Rekening WikiLeaks
Kamis, 09 Desember 2010 – 02:53 WIB
JAKARTA - Peluit yang ditiup Julian Assange melalui WikiLeaks, tak hanya membuat Assange menjadi buruan nomor satu pemerintah Amerika Serikat (AS). Sejumlah perusahaan keuangan satu-persatu memblokir rekening pemilik situs yang membeberkan kawat diplomatik rahasia negeri Paman Sam itu.
Setelah PayPal dan Visa Eropa, kini giliran penyedia kartu kredit MasterCard yang memutuskan hubungan kerja dengan WikiLeaks. Alasan MasterCard tak jauh berbeda dengan perusahaan lainnya, yakni menunggu penyelidikan atas WikiLeaks selesai. "Saat ini MasterCard dalam proses mencabut rekening penerima MasterCard milik Wikileaks, hingga situasi ini teratasi," ujar juru bicara MasterCard di Belgia, dalam email yang diterima Reuters, Rabu (8/12).
Baca Juga:
Dengan kondisi ini, WikiLeaks kontan semakin terjepit. Setelah pendirinya ditahan, kini saluran donasi yang biasanya dikirim kepada penyedia layanan berbayar itu pun diblokir. Pemutusan hubungan (oleh MasterCard) ini dilakukan tak lama setelah Assange ditahan polisi di London, atas permintaan Kejaksaan Swedia. Assange menyerahkan diri setelah polisi Swedia mengumumkan bahwa dia diburu atas tuduhan kekerasan seksual, Selasa (7/12).
Sebelumnya, pemerintah AS sangat marah dengan pembocoran ratusan memo diplomatik miliknya oleh Assange. Mereka kemudian menyerukan pemutusan hubungan WikiLeaks kepada sejumlah pihak. WikiLeaks sendiri mengklaim memiliki 251.287 memo diplomatik AS yang bersifat rahasia. Sekitar 600 memo tersebut sudah disebarluaskan melalui internet. (zul/jpnn)
JAKARTA - Peluit yang ditiup Julian Assange melalui WikiLeaks, tak hanya membuat Assange menjadi buruan nomor satu pemerintah Amerika Serikat (AS).
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan