Masuk dengan Tegap, Keluar Harus Dipapah

Ketika Orang-Orang Terdekat Ikuti Transplantasi Liver Ramdan-Sulistyowati

Masuk dengan Tegap, Keluar Harus Dipapah
TAK KUAT: Tri Andiki mengusap air mata adiknya, Bambang Sutondo, saat menyaksikan proses operasi Ramdan dan Sulistyowati lewat layar monitor di GBPT RSUD dr Soetomo kemarin. Foto: R Rizal.JAWA POS
 

Kendati begitu, Bambang masih sanggup melihat jalannya operasi yang ditayangkan lewat monitor di lantai dasar GBPT. Karena itu, dia masih bisa berjalan tegak ketika memasuki ruangan tersebut. Dia juga masih bisa bercakap-cakap dan tersenyum ketika Dahlan Iskan, mantan chairman/CEO Jawa Pos dan kini menjadi Dirut PLN yang juga pernah menjalani operasi ganti hati, tiba di ruangan itu. Ketika puluhan wartawan mewawancarai, Bambang pun masih terlihat tegar.

 

Namun, ketegaran itu ternyata tak bertahan lama. Meski awalnya tampak tenang saat melihat perut istrinya dibedah lewat layar monitor, lama-kelamaan Bambang tak tahan. Raut wajahnya kemudian berubah tegang. Bahkan, sekitar pukul 09.45, dia meninggalkan GBPT.

 

Tapi, saat meninggalkan ruangan, jalannya sudah tidak tegak. Dia tak sanggup berjalan sendiri dan harus dipapah dua kerabatnya. Lengan kiri Bambang digamit kakak kandungnya, Tri Andiki, sedangkan lengan kanannya digandeng adik laki-laki Sulistyowati, Tunggu Utomo. Mereka berjalan menuju Graha Amerta.

 

Tak sepatah pun kata terucap dari mulut Bambang ketika itu. Kepalanya juga tak sekalipun menoleh ke belakang. Dia tampak lunglai dengan mata berkaca-kaca. "Mau ke kamar dulu sementara. Nggak kuat," ujar Tunggu kepada Jawa Pos.

Melihat orang terdekat berada di meja operasi tentu bukan pengalaman yang menyenangkan. Apalagi jika seluruh proses operasi itu ditayangkan secara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News