Masuk dengan Tegap, Keluar Harus Dipapah
Ketika Orang-Orang Terdekat Ikuti Transplantasi Liver Ramdan-Sulistyowati
Minggu, 25 April 2010 – 06:52 WIB

TAK KUAT: Tri Andiki mengusap air mata adiknya, Bambang Sutondo, saat menyaksikan proses operasi Ramdan dan Sulistyowati lewat layar monitor di GBPT RSUD dr Soetomo kemarin. Foto: R Rizal.JAWA POS
Raut wajah sedih lain ditunjukkan Tunggu Utomo. Setelah mengantarkan Bambang ke Graha Amerta, adik ketiga Sulistyowati itu memang kembali ke GBPT. Dia bersama istrinya, Nasitul Chutta, dan kakaknya, Sulistyorini.
Kendati mencoba tegar, bapak dua anak tersebut juga tak kuat menahan air mata selama melihat tayangan monitor yang mempertunjukkan proses pembedahan tubuh sang kakak dan keponakannya itu. Saking tak kuatnya menahan tangis, dia sering menutupi mulutnya dengan telapak tangan.
Meski demikian, Tunggu berusaha bertahan untuk melihat operasi itu sampai tuntas. "Sebetulnya saya nggak tega. Tapi, lebih nggak tega kalau nggak dibedah. Bayangkan bagaimana kalau seumur hidup Ramdam harus sering transfusi, masuk rumah sakit. Geraknya juga lambat," ungkapnya lantas menggelengkan kepala.
Tunggu menyatakan salut atas perjuangan orang tua Ramdan. Terutama ketegaran hati sang kakak, Sulistyowati. "Saya nggak pernah lihat dia (Sulistyowati, Red) menangis selama mengurusi Ramdan," tegasnya.
Melihat orang terdekat berada di meja operasi tentu bukan pengalaman yang menyenangkan. Apalagi jika seluruh proses operasi itu ditayangkan secara
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu