Masuk ke Sarang Izzudin Al Qassam, Sayap Militer Hamas (3-Habis)
Latihan Senjata di Sela Hidup Normal Kerja atau Belajar
Minggu, 01 Februari 2009 – 07:49 WIB
Mendengar itu, lanjut Hamzah, semua hadirin terkesiap. Meski demikian, tak ada satu pun anggota itu yang keluar ruangan. Artinya, semua menyatakan siap syahid. Menurut Hamzah, satu-satunya yang "menghalangi" keinginan syahid adalah komando.
Baca Juga:
''Kami tak melakukan serangan ngawur. Misalnya, dengan memerintahkan banyak anggota untuk melakukan serangan bunuh diri ke Israel. Nyawa anggota kami tak semurah itu,'' katanya.
Menurut dia, Al Qassam tak sembarangan melakukan serangan bunuh diri. ''Harus strategis. Nyawa kami tak murah dan balasannya harus setimpal,'' tegasnya. Kemauan dan tekad berani mati inilah yang menjadi modal utama untuk melawan Israel.
Hamzah mengakui, yang membuat brigadenya tetap kuat adalah alasan bertempur. Tentara Israel bertempur untuk memperebutkan dan mendapatkan sesuatu, sementara Al Qassam bertempur dengan dasar keyakinan. ''Secanggih apa pun persenjataan Israel, bagaimana mereka bisa menghadapi kami?'' katanya dengan nada tanya.
Hamas bilang nyawa mereka tidak murah, karena terseleksi dari mujahid pilihan. Untuk rekrutmen anggota, track record mutlak dipentingkan. Bila menonjol,
BERITA TERKAIT
- Mantan Presiden Amerika Meninggal Dunia, Palestina Ikut Berduka
- 179 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Korsel
- Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel
- CDC: Kasus Norovirus di Amerika Serikat Terus Meningkat Tajam
- Mahasiswa Asing Diminta Kembali ke Amerika Sebelum Pelantikan Donald Trump, Ada Apa?
- 50 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Dekat RS Kamal Adwan