Masyaallah

Oleh Dahlan Iskan

Masyaallah
Dahlan Iskan berfoto bersama mahasiswa Indonesia di Pakistan dengan latar Masjid Masjid Badshahi. Foto: disway.id

Kami pun membahas umur Fahmi yang 49 tahun itu. Apakah tidak terlalu telat. Untuk generasi millennial yang kini seumur Fahmi.

Saya jadi pengin ketemu siapa sih yang memasyarakatkan isu tahun 2045 itu. Kok begitu jauhnya. Saya khawatir generasi millennial dibuat terlalu santai. Merasa tidak ada target cepat yang harus dicapai.

Di Pakistan mungkin memang sulit diajak maju cepat, tetapi Indonesia sebenarnya sudah lebih siap. Lima tahun lalu pendapatan per kapita kita sudah 5.000 dolar. Setidaknya sudah 4.500 dolar.

Akhir tahun ini mestinya sudah bisa 7.000 dolar. Begitulah gambaran yang saya perkirakan lima tahun lalu.

Namun setelah lima tahun ini pendapatan per kapita kita justru turun. Menjadi 4.000 dolar. Gara-gara ada gejolak rupiah. Yang mestinya bisa dihindari. Kalau pemerintah kita sukses melakukan ekspor.

Bukan justru sukses impor. Saya pun mengajukan satu pertanyaan pada mereka: apa yang bisa dipelajari dari Pakistan. Asumsi saya, tidak banyak yang bisa diperoleh dari negeri ini. Kalau soal ilmu di Indonesia pun tidak kalah.

Jawaban Fahmi menarik. "Kita belajar sabar, pak," ujar Fahmi.

"Setuju!" komentar spontan saya.

Di Pakistan jangan bilang bahwa masjid terbesar itu ada di Indonesia. Masjid Istiqlal. Mereka tidak akan percaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News