Masyarakat Baduy Minta Pemerintah Akui Sunda Wiwitan
jpnn.com - SERANG - Masyarakat Baduy Dalam menuntut perlindungan dari pemerintah terhadap hak-hak mereka sebagai masyarakat adat. Salah satunya adalah dengan mengakui Sunda Wiwitan sebagai agama.
Hal tersebut disampaikan perwakilan warga Baduy kepada Gubernur Banten Rano Karno dalam acara Seba Baduy di Kota Serang, Sabtu (14/5) malam. Dalam acara itu hadir pula Sekda Banten Ranta Soeharta, Kepala Disbudpar Opar Sohari, dan sejumlah pejabat lainnya.
"Amanat kolot ti Baduy, mengenai hak-hak masyarakat adat, baik alamnya lingkunganya, budayanya. Kami masyarakat Baduy minta hak perlindungan terhadap keyakinan kami. Kami minta ada kebijakan khusus agar Sunda Wiwitan bisa tertera di KTP. Terus terang, eta tah kahayang (itu adalah keinginan) masyarakat Baduy,” papar Ayah Mursyid, perwakilan Baduy Dalam.
Menurutnya, warga Baduy yang menganut aliran kepercayaan belakangan ini merasa resah. Pasalnya, kepercayaan yang mereka anut tidak tercantum di kolom agama KTP. Padahal, dulu hal itu masih bisa dilakukan.
“Laporan ti masyarakat, keur ie mah (waktu dulu) di kacamatan bisa, ayena mah teu bisa (sekarang tidak bisa), eta membuat kami tak tenang,” ujar Ayah Mursyid.
Pada kesempatan yang sama, Jaro Saijah mengeluhkan pembuatan KTP yang lama, bahkan dibebankan biaya. “Sekarang warga baduy yang wajib punya KTP 8.000 orang, yang baru punya 3.000, tapi bikin KTP lama, sampe tilu bulan teu jadi-jadi alasana eweuh (tidak ada) blangko,” ungkap Jaro Saijah.
Menanggapi keinginan dan keluhan warga Baduy, Gubernur Banten Rano Karno akan menindaklanjuti permintaan tersebut. Namun Rano meminta pemahaman masyarakat, karena ada mekanisme yang harus ditempuh. “Insya Allah semua masukan akan kita sampaikan ke Kemendagri. Mudah-mudahan bisa dijawab karena ini bersangkutan dengan e-KTP,” ujar Rano.
Terkait seba, menurut Rano, ritual imi membawa pesan kepada seluruh masyarakat terkait pentingnya menjaga kelestarian alam. “Karena itu dirinya berharap agar lingkungan kita jaga, alam harus kita pelihara, bumi harus kita rawat. Kecintaan terhadap lingkungan merupakan ujung tombak dari pembangunan itu sendiri,” katanya. (Bayu/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- KTKI-P Laporkan Kebijakan Kemenkes, Wakil Presiden Diminta Turun Tangan
- Sidang Korupsi Timah, Hakim Pertanyakan Penghitungan Kerugian Negara Berdasarkan IUP
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso
- Masih Ragu Transplantasi Rambut? Simak Kiat Berikut
- Ketua Umum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi