Masyarakat Diminta Mewaspadai Penawaran Investasi Bodong di Masa Pandemi

Tidak hanya modus dan rekayasa yang dibangun dalam meyakinkan para korban, para pelaku diungkapkan Aldo Joe kerap berperan sebagai play victim dalam aksi kejahatan tersebut.
Pelaku katanya seolah turut menjadi korban dan mengalami kerugian serupa dengan para anggota lainnya apabila perusahaan investasi bodong terkuak atau bermasalah.
"Biasanya para pelaku atau leader beralibi merupakan korban, dan para pelaku berusaha meyakinkan dengan bukti transfer kalau mereka ikut merugi. Alasannya agar para korban tidak menuntut mereka," papar Aldo Joe.
Tidak hanya sebatas itu, pelaku katanya akan menyalahkan perusahaan dan menjadikan perusahaan sebagai 'kambing hitam'.
Padahal perusahaan tersebut diketahui merupakan hasil kerjasama pelaku dengan rekannya yang diketahui berasal dari negara asing.
"Pada umumnya, rekannya warga negara asing dijadikan pelaku utama oleh pelaku, sehingga para korban dibuat seakan-akan mengejar hantu yang tidak jelas keberadaannya," jelas Aldo Joe.
Namun, tidak terhenti dari terkuaknya kasus, pelaku diungkapkan Aldo Joe juga kerap kali menawarkan kembali investasi bodong dengan perusahaan yang lain.
Pelaku kembali mengiming-imingi korban dapat mengembalikan modal mereka yang hilang pada perusahaan investasi bodong pertama.
Di tengah gejala ekonomi yang kian tidak menentu imbas wabah virus corona, begitu banyak penawaran investasi bermunculan.
- Komplotan Diduga Komunitas LGBT Beraksi di Pekanbaru, Jerat Korban Lewat Aplikasi Kencan
- Waspadai Penipuan Modus Online Shop Fiktif & Petugas Bea Cukai Gadungan, Ingat 3 Hal Ini
- Selebgram Asal Bekasi Ini Diduga Terlibat Investasi Bodong
- Jadi Korban Hipnotis, Maria Magdalena Kehilangan Emas Rp 15 Juta
- Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Modus Arisan Investasi di Bekasi, Kerugian Miliaran Rupiah
- Polisi Tangkap Pelaku Penipuan, Modus Kerja sama Buka Kebun Semangka