Masyarakat Italia tak Berambisi Pengganti Paus dari Roma

Masyarakat Italia tak Berambisi Pengganti Paus dari Roma
Masyarakat Italia tak Berambisi Pengganti Paus dari Roma
Dijelaskannya, Kardinal Italia sendiri dalam konklaf ini mengontrol 25 persen suara, sehingga jika mereka bersatu di belakang seseorang akan signifikan. "Jika Italia dibagi, seperti ketika memilih Yohanes Paulus II, maka kita bisa mendapatkan seseorang dari luar," kata Reese.

Sementara itu, seorang pengamat Vatikan tidak percaya para kardinal Italia akan memilih dalam satu kesatuan. Andrea Tornielli menyatakan kepada VaticanInsider.com, meski 28 orang kardinal berasal dari Italia namun suara bakal terpecah. "Mereka tidak berpikir sebagai sebuah kelompok karena Italia bukan bangsa dengan rasa kesatuan seperti halnya Amerika Serikat," katanya.

Sejumlah kandidat non-Eropa terus muncul di daftar calon suksesor Paus Benediktus XIV, termasuk Kardinal Kanada Marc Ouellet, Luis Antonio Tagle dari Filipina, Odilo Pedro Scherer dari Brasil dan Robert Sarah Guinea. Peter Turkson dari Ghana juga disukai pers Italia, namun beberapa ahli mengatakan dengan ketenarannya hal itu berarti pencalonannya sudah berakhir bahkan sebelum pemungutan suara dimulai.

Sementara itu, menurut sebuah jajak pendapat pembaca online untuk media, Corriere della Sera, pilihan untuk Paus berikutnya adalah Kardinal Sean O"Malley dari Boston. Dia berhasil mengumpulkan 36,7 persen suara, melampaui Angelo Scola dari Milan dengan 17,9 persen dan Luis Antonio Tagle dari Filipina pada 14,3 persen.

ROMA - Sudah 35 tahun pemimpin Gereja Katolik se dunia itu tidak lagi berasal dari Roma. Meski demikian, masyarakat Italia sendiri tampaknya tidak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News