Masyarakat NTT Minta Maaf
Sabtu, 17 September 2011 – 18:43 WIB

Masyarakat NTT Minta Maaf
Salah seorang masyarakat NTT, Yosep, 27 tahun mengatakan, ia mengungsi karena ditelpon oleh rekan-rekannya. Ia mengaku belum bermalam di SPN Batua dan masih bekerja seperti biasa sebagai sekuriti di sebuah toko. Sama seperti rekan-rekannya, Yosef mengaku menginginkan adanya rasa aman. "Kita inginkan ini cepat selesai dan semuanya berdamai. Di sini, kita hanya mencari hidup," ujarnya.
Baca Juga:
Rini, 21 tahun, mahasiswa perguruan tinggi swasta di Makassar jurusan keperawatan angkatan 2008, mengaku kesulitan mendapatkan makanan sejak mengungsi. Untuk makan siang atau malam, kendati ada makanan yang didrop, namun tidak semua pengungsi kebagian. Rini sudah bertahun-tahun tinggal di Makassar. Rini juga mengaku hanya tidur di lapangan asrama karena barak SPN Batua penuh.
Usai pertemuan antara Kapolrestabes Makassar dan Kerukunan NTT, sejumlah pengungsi mulai meninggalkan SPN Batua. Mereka yang ingin pulang disiapkan alat transportasi oleh kepolisian. Hanya saja, petugas meminta mereka agar tidak meninggalkan lokasi penampungan secara massif.
Sementara itu Asisten Teritorial Kodam VII/Wirabuana, Kolonel Inf M Shokir, mengatakan, hingga kini, jumlah pengungsi yang belum pulang ke rumahnya masih tersisa 1.148. Mereka yang masih tinggal tersebut belum pulang karena pengantaran ke rumah masing-masing tidak selesai hingga tadi malam. Sisanya yang masih tinggal tersebut, kata dia, sudah diperbolehkan pulang juga hari ini.
MAKASSAR - Ketua Umum Kerukunan NTT, JK Hadjon, mewakili masyarakat NTT, menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang terjadi di depan M'ToS,
BERITA TERKAIT
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki
- Jasad Korban Banjir di Murung Raya Ditemukan Tersangkut di Dahan Pohon Sawit
- Banjir Rendam Sejumlah Rumah Warga di Kalianda Lampung Selatan, Tak Ada Korban Jiwa
- Kodam I/Bukit Barisan Bantu Warga yang Diduga Diintimidasi Ormas
- Farhan Bimbang Tindak Tegas Kusir Delman yang Getok Tarif Tak Wajar di Bandung
- Harga Emas Perhiasan di Baturaja Tembus Rp 11,3 Juta Per Suku