Masyarakat Pandai Mengontrol Pengeluaran saat Ramadan
jpnn.com, SURABAYA - Penuruna daya beli masyarakat terhadap kebutuhan bahan pokok di Surabaya, Jawa Timur pada bulan Ramadan dan menjelang Lebaan yang biasanya mengalami kenaikan diduga karena mereka sekarang cenderung mengatur pengeluarannya untuk kebutuhan lain.
Pengamat ekonomi yang juga direktur Enciety Business Consult, Kresnayana Yahya mengatakan bahwa indeks konsumsi masyarakat di Surabaya selama ini tidak pernah turun.
Karena itu, penurunan omzet pedagang di beberapa pasar tradisional di Surabaya saat bulan puasa ini, bukan karena tingkat konsumsi atau daya beli masyarakat yang turun.
Atau, dampak dari perekonomian global yang belum stagnan. Namun, lebih karena masyakarat sekarang sudah pandai mengontrol konsumsi pangannya.
”Kalau saya melihatnya konsumsi masyarakat masih wajar. Puasa kan makannya hanya diganti dari siang ke sore dan sahur saja, tidak ada perubahan pola makan,” kata Kresnayana seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group).
Dosen ITS itu menilai bahwa konsumsi atau pembelanjaan masyarakat saat ini makin rasional.
Di kelas menengah ke bawah lebih cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti mudik, kebutuhan sekolah, dan sebagainya.
Sedangkan kelas menengah ke atas cenderung memanfaatkan pendapatannya pada hari Lebaran untuk kegiatan berlibur bersama keluarga.
Penuruna daya beli masyarakat terhadap kebutuhan bahan pokok di Surabaya, Jawa Timur pada bulan Ramadan dan menjelang Lebaan yang biasanya mengalami
- Bank Jago Beri Kiat untuk Pelaku Usaha Mengelola Keuangan di Bulan Ramadan
- Kemenag Ajak Media Massa Terapkan Nilai-nilai Baik dalam Siaran Agama Ramadan
- Menjelang Ramadan, Akindo Pastikan Stok Kedelai Impor Aman
- Wamentan Pastikan Stok Daging Sapi untuk Ramadan dan Lebaran Aman
- 5 Keutamaan Umrah di Bulan Ramadan dan Tip Menjalaninya Agar Berjalan Lancar
- Menko Pangan Zulhas Pastikan Harga Beras Stabil Menjelang Ramadan