Masyarakat Sipil Tak Butuh RUU Kamnas
Selasa, 04 Desember 2012 – 23:58 WIB

Masyarakat Sipil Tak Butuh RUU Kamnas
JAKARTA – Direktur Program Imparsial Al Araf kembali mengingatkan tentang perlunya mewaspadai Rancangan Undang-undang Keamanan Nasional (RUU Kamnas) yang diklaim pemerintah untuk menciptakan keamanan nasional. Al Araf yang juga menjadi juru bicara Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Reformasi Sektor Keamanan (KMSRSK) itu menilai RUU Kamnas tidak berlaku bagi masyarakat sipil. "Yang jelas, otoritarianisme tidak akan memberi ruang untuk berekpresi dan menutup ruang kebebasan berkeyakinan. Bahkan mengancam HAM Macam jaman orde baru, gelar diskusi politik saja ditangkap,” tegasnya.
“Pertanyaannya dengan RUU Kamnas itu amannya untuk siapa? Aman untuk rakyat atau aman untuk elite dan rezim penguasa? Padahal aman yang rakyat butuhkan adalah aman untuk keseluruhan. Tapi, persoalannya RUU Kamnas aman hanya untuk rezim,” kata Al Araf dalam diskusi bertema ’RUU Kamnas dan Implikasinya terhadap Proses Demokratisasi di Indonesia’ di Universitas Paramadina Jakarta, Selasa (4/12).
Menurutnya, RUU Kamnas hanya untuk mengamankan sekelompok penguasa dan turunan rezimnya melalui kekuatan militer dan intelijen sebagai pencegahan dini. Bahkan ia menganggap RUU Kamnas akan membawa negara ini ke dalam sebuah persilangan antara demokrasi dengan otoritarianisme.
Baca Juga:
JAKARTA – Direktur Program Imparsial Al Araf kembali mengingatkan tentang perlunya mewaspadai Rancangan Undang-undang Keamanan Nasional
BERITA TERKAIT
- Langkah Tegas Prabowo Menyelamatkan BUMN Bukan Omong Kosong
- Dua Petani di Sukabumi Tersambar Petir, Begini Kondisinya
- Lokataru Sebut Putusan MK Menunjukkan Mendes Yandri Lakukan Intervensi Politik
- Dukung Larangan SOTR di Jakarta Utara, Sahroni: 90 Persen Berakhir Tawuran
- ASN PPPK Silakan Cek Leger Gaji, Alhamdulillah Gratis
- Kades Kohod Disebut Bersedia Bayar Denda Pagar Laut Rp 48 Miliar