Masyarakat Sudah Pintar, Dikotomi Jawa dan non-Jawa Hanya Strategi Elite
Sabtu, 24 September 2022 – 20:00 WIB
Namun, lanjutnya, ketentuan dalam undang-undang justru mendorong adanya kualitas terbaik dari seorang pemimpin.
Baca Juga:
Misalnya, memiliki komitmen tinggi dan konsisten dalam memperjuangkan kepentingan nasional, baik dalam hal pembangunan nasional maupun persaingan antarbangsa.
"Ini tentunya tantangan demokrasi ke depan, sebagai bagian dari hak dan ruang yang sama bagi WNI untuk berkontestasi sebagai pemimpin Indonesia," ucapnya.
Agung tidak memungkiri tingkat kesulitan bagi capres non-Jawa lebih tinggi dibanding capres dari suku Jawa. (Antara/jpnn)
Masyarakat Indonesia sudah banyak yang pintar, dikotomi Jawa dan non-Jawa hanya strategi elite.
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang
BERITA TERKAIT
- Hadiri Senam Partai 60lkar, Richard Moertidjaya Ajak Masyarakat Terapkan Gaya Hidup Sehat
- Legislator Golkar Berharap Indonesia Lepas dari Middle Income Trap Lewat Hilirisasi Nikel
- Simak, Bahlil Buka-bukaan Soal Golkar Dapat Jatah 8 Menteri
- Bahlil Lahadalia Resmi Bergelar Doktor, Sarmuji: Berdampak Positif Bagi Kepemimpinan di Golkar
- Perekonomian Kendal Meningkat, Pengamat: Dico Pemimpin yang Berhasil
- Sarmuji Tepis Kursi Ketua MPR Sudah Tradisi Diisi Partai Golkar