Mata Langsung Berkaca-kaca Begitu Dengar Tiket Sudah tak Ada

Meski begitu, Wahyu dan Fahmi mengatakan bahwa mereka tidak akan segera kembali ke Purbalingga.
"Kami akan tetap ke Pakansari. Karena panitia berjanji akan memfasilitasi layar besar untuk nonton bareng di sana," bilangnya.
Memang, antusias mayarakat Indonesia yang sangat besar untuk menyaksikan langsung pertandingan final tersebut membuat banyak drama semacam kisah Wahyu di atas terjadi.
Achmad Fuad (55) adalah salah satu yang memiliki cerita yang tidak kalah ngenes, karena harus menjalani perjalanan darat selama 18 jam dari Palembang, Sumatera Selatan.
Agar bisa sampai di Jakarta, Fuad mengaku bahwa dia bersama rekan-rekannya harus melepaskan sejumlah barang berharga mereka.
Ada yang menggadaikan cicin pernikahan, ada juga yang meminjam uang di tetangga.
"Sementara saya gadaikan sepeda motor dengan harga satu juta. Ini semua hanya untuk bisa mendukung timnas dari atas tribun," harapnya.
Belum cukup di situ, dia bersama 12 rekannya harus rela enggan makan dan minum sejak semalam penuh agar antrian tiket mereka tidak bermasalah.
JAKARTA – Matanya mulai terlihat berkaca - kaca. Hidungnya juga mulai terlihat memerah memendam kesedihan. Kedua tangan pemuda berusia 21 tahun
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu