Mata Langsung Berkaca-kaca Begitu Dengar Tiket Sudah tak Ada

Walhasil, mereka yang berada di barisan paling depan harus terjepit di antara tembok pembatas dan sepatu lars para petugas keamanan.
"Sepertinya panitia belum siap untuk melaukan penjualan ofline. Tidak adaya pagar pembatas antara pembeli membuat semuanya menjadi kacau," keluh Gatra Destranta, salah satu suporter yang selama satu jam harus berada dalam lautan manusia.
Meski begitu, ada juga sebagian pesar pembeli tiket yang mendapat berkah dengan adanya penjualan tiket di markas militer itu. Terutama para pembeli perempuan dan para lanjut usia.
Para aparat memang tidak mengenal sistem urut kacang dengan tetap mendahulukan para wanita dan lansia itu meski datang belakangan.
Atika, seorang siswi berusia 17 asal Bogor adalah salah satu yang mendapat akses istimewa itu. Meski berada dalam antrian paling belakang, Atika yang menggunakan seragam sekolah itu langsung diberikan akses cepat menuju loket pembelian.
"Saya memang sudah tahu kalau siswa berseragam memang akan diperlakukan khusus. Jadi, saya sengaja datang dengan seragam sekolah," papar dia.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi mengatakan bahwa, mereka yang tidak kebagian tiket tidak perlu berkecil hati.
Karena, panitia sudah berencana untuk menyediakan empat layar besar di sekitar Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, bersamaan dengan pertandingan.
JAKARTA – Matanya mulai terlihat berkaca - kaca. Hidungnya juga mulai terlihat memerah memendam kesedihan. Kedua tangan pemuda berusia 21 tahun
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu