Mata-mata China Disebut 'Susupi Kelompok Gereja di Australia'

Silent Invasion tampaknya juga menimbulkan perpercahan pendapat di Parlemen Australia. Partai Buruh dan Liberal dalam komite rahasia parlemen saling bertentangan dalam soal perlindungan hukum untuk buku tersebut.
Rencana penerbitan digital buku ini digagas anggota badan pengawas intelijen Parlemen, Komite Gabungan Intelijen dan Keamanan Parlemen (PJCIS).
Hal ini menjadi yang pertama kalinya bagi parlemen Australia menerbitkan sebuah buku secara keseluruhan. Sebab hal ini akan memberikan hak istimewa parlementer terhadap buku tersebut dalam melindungi isinya dari gugatan hukum.
Sementara anggota komite dari Liberal mendukung penerbitan ini, mayoritas anggota dari Buruh menolak dengan alasan tidak selayaknya Parlemen Australia memberikan izin buku tersebut.
Silent Invasion diajukan kepada komite sebagai bagian dari penyelidikan UU Interferensi Asing.
Pemberian izin penerbitan buku oleh komite akan dipandang sebagai tindakan menantang bagi Beijing, yang sudah merasa tersinggung dengan pengumuman PM Turnbull.
"Mengkooptasi" Tuhan
Di bagian lain buku ini, Profesor Hamilton menggambarkan hubungan aneh antara gereja Kristen China di Australia dan Partai Komunis China yang ateis, yang memiliki sejarah menindas Kekristenan di negara itu.

Supplied
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya