Mata Mustafa Sudah Rabun, Tetap Melaut Demi Enam Anaknya
jpnn.com - Mustafa Tanoi merupakan nelayan yang matanya sudah rabun. Setiap hari, ia harus memutar otak memberi makan istri dan anak-anak yang masih kecil-kecil.
Belum lagi kebutuhan sekolah mereka. Tak ayal, meski matanya sudah rabun, Mustafa tetap memaksakan diri melaut demi keluarganya.
SAHRIL SAMAD, Labuha
Rumah di Desa Nondang, Kecamatan Bacan Barat, Halmahera Selatan, Malut, itu amat sangat sederhana. Berlantai tanah, berdinding separuh pelepah nipah-separuh papan.
Atapnya daun rumbia yang mulai bocor di sana sini. Di rumah sederhana itu, Mustafa Tanoi, 67, hidup bersama istrinya Marlina Kayun, 63, dan keenam anak mereka.
Mustafa hanyalah seorang nelayan miskin. Pendapatannya tak menentu. Sehari-hari, ia melaut menggunakan sampan mungil. Ikan-ikan yang didapat untuk makan keluarganya.
Jika hasil tangkap berlebihan, ia menjualnya untuk tambahan uang sekolah anak. Dengan cara itulah keluarga ini menyambung hidup mereka sehari-hari.
Malangnya, Mustafa sendiri sudah tak dalam kondisi fisik yang prima. Sudah beberapa tahun belakangan ia mengalami rabun jauh.
Mustafa Tanoi merupakan nelayan yang matanya sudah rabun. Setiap hari, ia harus memutar otak memberi makan istri dan anak-anak yang masih kecil-kecil.
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408