Mata Pertama
Oleh Dahlan Iskan
Sedang darah Pak Iwan dimasukkan ke lab. Untuk diperiksa apakah mengandung HIV atau hepatitis.
"Ayah saya sehat. Mestinya tidak mengandung penyakit-penyakit itu," ujar Jessika Juwithatma Santoso, putri ketiga. "Bapak tidak punya riwayat hepatitis maupun gula darah," tambahnyi.
Jessika baru tamat SMA. Inginnyi menyusul kakak sulungnyi ke Hawaii. Kuliah di sana.
Jenazah Pak Iwan kini diistirahatkan di rumah duka Gotong Royong Malang. Saya melayat ke situ. Yakni usai mengunjungi sekolah Islam Tazkia.
Setelah menghormati dan berdoa, saya menengok wajah Pak Iwan di dalam peti matinya. Wajahnya teduh. Matanya terpejam sempurna. Tidak terlihat sama sekali bekas operasi pengambilan kornea.
Pelayat pun tidak akan tahu kalau kornea mata Pak Iwan sudah tidak ada di tempatnya. Kecuali pelayat yang sudah baca DI's Way ini.
Wajah Pak Iwan baru akan ditutup setelah putri sulung tiba dari Hawaii --pagi ini.
Pak Iwan memang aktivis gereja. Asal Jogjakarta. Marganya Lim. Beristri orang Jawa asal Malang.