Matador Incar Juara Lewat Tiki-taka

Matador Incar Juara Lewat Tiki-taka
Matador Incar Juara Lewat Tiki-taka
BANYAK yang meragukan Spanyol bisa mempertahankan mahkota yang diraihnya empat tahun silam. Pasalnya, mereka kehilangan dua pilar di depan dan belakang, yakni bomber David Villa dan bek Carles Puyol.  Ketidakharmonisan pemain Barcelona dan Real Madrid dalam sejumlah laga el clasico juga menjadi salah satu handicap tim berjuluk La Furia Roja tersebut. Ternyata, tanpa Puyol dan Villa, Spanyol tetap tangguh. Isu ketidakharmonisan penggawa Barcelona dan Real Madrid pun cuma isapan jempol. Buktinya, dari laga ke laga, Spanyol justru makin solid.

 

Fakta itulah yang membuat Spanyol kembali diunggulkan untuk menjadi jawara. Memang, dibandingkan dengan Euro 2008 dan Piala Dunia 2010, performa Spanyol tahun ini tidak terlalu impresif. Tiki-taka yang dikembangkan Vicente del Bosque sudah mulai usang. Itu terlihat jelas saat Portugal hampir menyingkirkan Spanyol dengan pressing dan agresivitas tinggi di lini tengah sepanjang laga.

 

Gelandang dan bek Spanyol gampang panik. Barisan penyerang juga tidak tajam. Banyaknya gelandang kelas dunia di tim Spanyol memang menjadi sebuah berkah luar biasa. Namun, sejak turnamen Euro 2012 digelar, Del Bosque terlihat kebingungan untuk mengakomodasi dan mengombinasikan para gelandang tersebut.    

 

Kemampuan Xabi Alonso dan Sergio Busquets untuk memainkan bola dan mendistribusikan umpan sangat hebat. Hal tersebut membuat peran otak utama permainan Spanyol Xavi Hernandez sedikit tereduksi dalam pola 4-3-3. Xavi tentu agak kecewa dengan kebijakan pelatihnya itu.

 

BANYAK yang meragukan Spanyol bisa mempertahankan mahkota yang diraihnya empat tahun silam. Pasalnya, mereka kehilangan dua pilar di depan dan belakang,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News