Matahari Kembar

Oleh: Dahlan Iskan

Matahari Kembar
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Siapa tahu Jokowi justru berpesan: lakukan reformasi di kepolisian. Jangan-jangan Jokowi justru minta: "lakukan apa yang belum sempat saya lakukan. Yakni reformasi di tubuh polri".

Asyik, kan?

Isu "matahari kembar" –seperti yang berkembang di Indonesia belakangan– tidak pernah terjadi di Tiongkok. Di sana seorang presiden yang sudah meletakkan jabatan tidak pernah tampil di media masa. Sudah seperti langsung hilang ditelan bumi.

Pun seorang mantan perdana menteri. Diam. Hilang. Lenyap. Tidak mau cawe-cawe. Terlihat pun tidak.

Kurang hebat apa presiden dua periode Jiang Zemin. Ia-lah yang berhasil mengubah konstitusi: bahwa sokoguru komunis itu tidak lagi hanya buruh dan tani. Ia yang berhasil menambah sokoguru ketiga di partai komunis Tiongkok: pengusaha.

Ideologi asli komunis adalah gerakan buruh. Ketika komunis masuk Tiongkok, kata "buruh" ditambah dengan "buruh tani". Buruh dan buruh tani harus bergerak melawan pengusaha dan tuan tanah.

Di zaman Jiang Zemin, justru pengusaha dimasukkan sebagai tiga unsur penting komunisme Tiongkok: buruh, tani, pengusaha.

Jiang Zemin berumur panjang. Setelah berhenti sebagai presiden ia masih hidup selama 19 tahun. Selama 19 tahun itu tidak sekali pun Jiang Zemin tampil di media. Atau terlihat di tempat umum. Atau memberikan pandangan dalam satu acara, apalagi melancarkan kritik. Tidak. Total pensiun. Menghilang.

Inilah kata Muzani dua hari lalu: Presiden Prabowo happy-happy saja sebagian menterinya bertemu dengan mantan Presiden Jokowi di Solo. Tidak ada masalah.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News