Mate Ningde

Oleh: Dahlan Iskan

Mate Ningde
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Dari Xianyou saya tidak kembali ke Fuzhou. Saya pilih ke Putian, ibu kota kabupaten Xianyou. Putian di pinggir pantai. Ingin lihat terminal gas. Sekalian makan siang.

Jalan meninggalkan Xianyou itu ternyata beda sekali. Hanya lewat dua terowongan. Lebih datar. Rupanya lewat sinilah orang zaman dulu mencapai laut.

Dari Putian mereka bisa ke utara, ke pelabuhan di utara Fuzhou, untuk merantau ke Asia Tenggara. Atau dari Putian ke selatan, ke Quanhou dulu. Lalu ke Nusantara.

Yang lebih banyak ke Amoi dulu lalu ramai-ramai ke seluruh Nusantara. Kini kota pelabuhan Amoi bernama Xiamen.

Saya ke Xianyou juga untuk memanfaatkan waktu tunggu. Saya punya janji ke Ningde. Bertemu bos besar di sana. Ia masih dalam perjalanan internasional ke Ningde.

Dari Fuzhou ke Ningde pilih naik kereta cepat yang bukan Gaotie. Kecepatannya 200 km/jam. Ke arah utara. Ke arah kota Wenzhou –di Provinsi Zhejiang.

Anda sudah tahu Wenzhou: kampungnya bos besar pabrik nikel terbesar di Morowali, Sulawesi Tenggara.

Ningde memang bertetangga dengan Wenzhou. Anda juga sudah tahu Ningde. Di kabupaten inilah pabrik baterai lithium terbesar di dunia: CATL.

Rasanya HP lama yang sudah remuk di empat pojoknya ini digugat ke MK saja. Tetapi di kota-kota di empat provinsi itu jawabnya sama: stok habis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News