Mate Ningde

Oleh: Dahlan Iskan

Mate Ningde
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Ningde mengingatkan saya ke kota Bima di Sumbawa Timur. Kotanya sama-sama berada di teluk yang amat dalam. Teluk itu menjorok masuk jauh ke lekuk pegunungan. Indah sekali.

Teluk itu terancam pendangkalan oleh muara sungai. Maka di bagian itulah dilakukan reklamasi. Luas sekali. Murah sekali. Tinggal ambil sedikit tanah dari gunung di dekatnya. Sekalian untuk pengendalian air muara sungai.

Itu juga yang sejak lama saya usulkan untuk Bima. Untuk mengatasi kepadatan kota. Sekaligus pengendalian banjir. Ningde ternyata sudah melakukannya. Sampai bisa undang investor kelas dunia. Kota Ningde memang dibentengi gunung dan pegunungan.

Belakangan ditemukan berbagai kekayaan tambang di dalamnya. Berbagai bahan baku industri hulu ada di situ. Air terjun pun tak terhitung jumlahnya.

Maka banyak pembangkit listrik tenaga air dibangun di Ningde. Kini mencapai lebih dari 3000 MW. Pabrik baja pun bisa dibangun. Dapat listrik murah. Juga listrik yang mampu menerima tekanan beban pengecoran.

Di hilirnya lagi dibangun galangan kapal besar. Belakangan, muncul yang lebih hilir lagi: baterai lithium.

Presiden Xi Jinping pernah jadi ketua partai di kabupaten ini. Lalu naik jadi ketua partai di provinsi Fujian. Dua periode. Naik lagi jadi ketua partai di provinsi yang lebih besar: Zhejiang. Juga dua periode.

Lalu, naik lagi ke kota terbesar: Shanghai. Lalu jadi wakil presiden. Akhirnya Anda tahu: ia jadi presiden. Kini periode ketiga pula.

Rasanya HP lama yang sudah remuk di empat pojoknya ini digugat ke MK saja. Tetapi di kota-kota di empat provinsi itu jawabnya sama: stok habis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News