Materi Pelatihan Prakerja Dikritik
jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati pendidikan dari Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji mengatakan materi pelatihan program Kartu Prakerja di sejumlah mitra masih berbasis konten.
"Saat ini konten tidak lagi penting karena konten mudah didapat di internet, pelatihan yang diperlukan itu bagaimana masyarakat bisa berinovasi, menciptakan karya," ujar Indra di Jakarta, Jumat (17/4).
Dia memberi contoh pelatihan di salah satu mitra Prakerja yakni membuat "Curriculum Vitae" atau riwayat hidup untuk melamar pekerjaan, itu bisa dengan mudah ditemukan di blog ataupun Youtube.
Begitu juga dengan mitra lainnya mengenai pelatihan membuat kue, juga dengan mudah ditemui di laman resep masakan, Youtube dan lainnya.
"Seharusnya pelatihan yang diberikan relevan dengan kebutuhan saat ini," kata dia.
Dia memberi contoh pelatihan pemograman, "makerspace", "design digital", sesuai dengan kebutuhan saat ini dan manfaatnya bisa instan.
"Atau sekalian pelatihan bagaimana mendapatkan pendapatan dari Youtube, Instagram, Facebook, maupun blog," kata dia lagi.
Untuk kepentingan bangsa, seharusnya pelatihan prakerja itu disesuaikan dengan kondisi sumber daya manusia yang dibutuhkan juga lapangan pekerjaan atau bidang yang dikembangkan.
Jangan sampai mereka yang mengikuti pelatihan prakerja ini jadi pengangguran baru gara-gara materi pelatihannya tidak relevan.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Raker dengan Komisi IX DPR, Menaker Yassierli Paparkan Arah Kebijakan Ketenagakerjaan
- Menko Airlangga Sebut Kartu Prakerja Menjawab Kebutuhan Pembelajaran Seumur Hidup
- Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi Ungkap 4 Strategi Tingkatkan Mutu Pelatihan Vokasi
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru