Mati Tak Wajar, Makam Korban Dibongkar

Mati Tak Wajar, Makam Korban Dibongkar
Mati Tak Wajar, Makam Korban Dibongkar
Proses otopsi dilakukan tiga dokter tim forensik Polda Jabar dibantu tiga perawat. Otopsi dilakukan di atas meja yang dinaungi tenda berukuran 3 x 5 meter. Tak kurang dari satu jam, jenazah korban dibersihkan dan diperiksa hingga bagian lapisan kulit dalam. Setelah diperiksa, jenazah kemudian dibungkus dengan kain kafan lalu dimakamkan kembali. Sekitar pukul 12:30, otopsi dinyatakan selesai dan data hasil pemeriksaan dibawa ke Polda Jawa Barat untuk pemeriksaan lanjutan. 

Ditemui di sela-sela otopsi, ibu kandung korban, Corrilina (44) mengatakan, sebelum anak pertamanya meninggal, ia sempat membawa dan merawatnya di RS Islam Bogor. Menurut dokter medis, luka memar yang diderita GG terbilang ganjil. “Saya ditanya, apakah anak saya punya rapor kriminal" Ya langsung saya jawab enggak. Anak saya pendiam,” tuturnya.

Corilina menambahkan, sebelum meninggal, anak pertamanya itu beberapa kali pingsan. Selain itu, korban juga muntah darah dua kali, sehingga harus berulang-ulang dilarikan ke RS Islam Bogor. "Kami dapat laporan dari orang yang melihat anak saya dipukuli pelaku," katanya.

Saat ditanya tentang kepribadian anaknya, janda dua anak itu mengatakan, almarhumah termasuk anak yang santun dan tak banyak ulah. Meninggalnya GG, kata dia, merupakan pukulan terberat dalam hidupnya. Sebab, sejak ia menjanda beberapa tahun lalu, GG adalah tulang punggung keluarga. Sejak lulus SMA dua tahun lalu, GG bekerja di PT Siantar Top guna mencukupi kebutuhan hidup keluarga, termasuk untuk membiayai sekolah adiknya, Gandi (12), yang kini masih duduk di bangku kelas enam SD.

BOGOR-Makam GG (19), pemuda asal Kampung Kayumanis, RT 03/03, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanahsareal, kemarin dibongkar polisi untuk keperluan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News