Mau Enaknya Aja, Suami tak Akui sang Anak

Karena ketidakjujuran itu, Karin dan Donjuan acap kali bertengkar. Puncaknya terjadi ketika Donjuan mengaku kesal memiliki keturunan yang bodoh karena memiliki keterbelakangan mental.
Donjuan malu dengan saudara dan teman-temannya di kantor atas kondisi Donlesi yang cara berjalannya pun pincang.
Donlesi yang bicaranya terbatabata dan sering bersikap aneh seperti tertawa sendiri, juga jadi bahan olokan tetangganya di rumah.
“Suami tidak bisa menerima keadaan anak kami seperti itu. Suami malah mengancam akan menceraikan saya yang terlalu sering membela anak kami,” kata Karin sambil terus menangis.
Karin mengaku sudah cukup sabar menerima kondisi anak yang ditunggu-tunggu dan diimpikannya ternyata kondisinya tak sesuai harapan.
Sekarang dengan penolakan dari sang suami kepada anaknya, ia mengaku tak sanggup lagi menahan cobaan.
Meski demikian, Karin mengaku akan lebih memilih Donlesi dibandingkan Donjuan.
“Suami bisa saja menikah lagi. Dia banyak temannya. Kalau anak saya, dia tak punya siapa-siapa lagi yang sayang sama dia. Hanya aku, ibunya, yang sayang dan menghargai dia dengan kondisinya yang seperti itu,” ucap Karin sambil terus sesenggukan.
Anak adalah kebanggaan orangtua. Ketika anak yang dibanggakan justru lahir dengan kondisi keterbelakangan mental, seperti Donlesi, 10, maka sang
- Gunung Ibu Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 400 Meter
- Geger Mayat Tanpa Identitas di Lampung Selatan, Ini Ciri-cirinya
- Kirab Mahkota Binokasih Warnai Hari Jadi ke-543 Kabupaten Bogor
- Dilaporkan ke Polda Jateng, Bambang Wuragil Dituduh Telantarkan Anak
- Festival Budaya di Rumah Singgah Tuan Kadi, Harmoni Melayu & Seruan Peduli Lingkungan
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki