Batal Gelar Aksi Damai di Depan Istana, Peternak Unggas Malah Dibawa ke Polda Metro Jaya

Batal Gelar Aksi Damai di Depan Istana, Peternak Unggas Malah Dibawa ke Polda Metro Jaya
Para peternak unggas mandiri yang sempat diamankan Polda Metro Jaya. Foto: dok pri PPRN

Sekjen Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN), Kadma Wijaya meminta Presiden Jokowi untuk segera mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Perlindungan Peternak Mandiri.

Permintaan tersebut karena harga jual ayam hidup berada di bawah HPP. Akibatnya para peternak rakyat mandiri ini menderita beban utang yang menumpuk. Banyak peternak yang harus menjual asetnya untuk membayar utang.

“Kalau kondisi ini tidak ditolong pemerintah, maka semua peternak mandiri akan mati hanya menyisakan pabrikan saja,” kata Kadma.

Kadma menilai, Pemerintahan Era Presiden Suharto jauh lebih baik. Dahulu pernah ada Perpres No.22/1990 yang berisi, yang boleh berternak hanya peternak, gabungan peternak, koperasi peternak. Sementara perusahaan-perusahaan besar seperti integrator hanya boleh menyiapkan sarana produksi peternakan (apronak) atau supporting-nya saja.

“Kalau pun beternak, hanya sebagai testfarm atau litbang saja. Dan hasilnya 65 persen wajib diekspor. Kalau sekarang kan tidak. Mereka ikut bermain dari hulu sampai hilir. Lah, kami yang kecil kecil ini, yang mandiri ini, tidak akan sanggup bersaing dengan mereka di pasar. sehingga populasi kami makin berkurang karena tak sanggup lagi bertahan. Maka benar kata Pak Harto dahulu (Presiden Soeharto). Jika yang besar juga beternak pasti yang kecil mati, dan sekarang terjadi,” tegasnya.

Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Yohanes Joko mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah mengetahui adanya permasalahan yang dihadapi peternak unggas mandiri. Meski diakuinya, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020 makin memperparah kondisi para peternak unggas mandiri.

“Dalam waktu dekat, minggu depan, saya akan agendakan untuk duduk bersama dengan para peternak lain untuk mencari solusinya. Sebab, Bapak Presiden juga mencermati persoalan ini,” ujar Yohannes.

Yohannes mengaku telah mengetahui persoalan terkait keluhan para peternak unggas mandiri yang mengalami harga jatuh di bawah HPP. Diakuinya, kondisi ini sudah terjadi setiap tahunnya.

Peternak unggas mandiri yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) batal menggelar aksi damai di depan Istana Negara pada Jumat (20/8/2021) lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News