Mau Lihat Gerhana Matahari Hibrid Langsung? Gunakan Alat Khusus Ini
jpnn.com, JAKARTA - Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Suko Prayitno Adi mengatakan agar masyarakat tidak melihat langsung proses gerhana matahari hibrid.
Sebab, hal itu menyebabkan bisa merusak mata jika tidak adanya alat bantuan.
"Radiasi matahari dapat merusak mata. Gunakanlah kacamata khusus yang menggunakan filter untuk melihat matahari," kata Suko Prayitno Adi di Jakarta, Kamis (20/4).
Dia menjelaskan gerhana matahari hibrid merupakan peristiwa gerhana matahari total dan cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena.
"Fenomena gerhana matahari hibrida merupakan fenomena yang terjadi cukup langka," ujarnya.
Dia menyampaikan gerhana matahari total dapat diamati di Biak, Papua, dan Pulau Kisar, Maluku pada 20 April 2023.
Dia memaparkan kontak awal gerhana matahari total di Pulau Kisar pada pukul 11.47.17 WIT, kontak kedua pukul 13.22.24 WIT, puncak gerhana pukul 13.22.56 WIT, kontak ketiga pukul 13.23.29 WIT, dan kontak akhir pukul 14.57.49 WIT.
Sementara kontak awal gerhana matahari total di Biak pada pukul 12.20.46 WIT, kontak kedua pukul 13.56.42 WIT, puncak gerhana pukul 13.57.13 WIT, kontak ketiga pukul 13.57.44 WIT, dan kontak akhir pukul 15.26.14 WIT.
Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar masyarakat tidak melihat langsung proses gerhana matahari hibrid.
- Gempa M 5,4 di Pesisir Barat Lampung, BMKG Sebut Tidak Berpotensi Tsunami
- Ramalan Cuaca Hari Ini dari BMKG, Simak Selengkapnya
- Pemda Diminta Tingkatkan Antisipasi Banjir dengan Dukungan Data BMKG
- Ini Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Palembang
- Ramalan Cuaca Hari Ini, Potensi Hujan Lebat Terjadi di Wilayah Ini, Waspadalah
- BMKG Sebut Sebagian Besar Wilayah Jakarta Diguyur Hujan