Mau Paksakan Prabowo-Gibran? Efek Negatifnya Ditanggung Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menyebut rencana duet bakal capres Prabowo Subianto dengan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menimbulkan citra negatif bagi Presiden Joko Widodo.
"(Duet Prabowo-Gibran) memang akan mengundang narasi negatif terhadap publik, banyak yang menilai negatif kepada Gibran dan Presiden Jokowi. Kenapa Jokowi memasangkan Gibran sebagai cawapres?" kata Ujang kepada wartawan, Kamis (12/10).
Menurutnya, Jokowi harus menghindari kondisi tersebut agar tidak dianggap melanggengkan dinasti politik.
Ujang pun khawatir apabila nantinya Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan umur cawapres dapat berusia 35 tahun.
Uji materi UU Pemilu terkait batas usia capres-cawapres akan dianggap hanya untuk mengakomodasi putra sulung Presiden Jokowi, Gibran.
"Ada tuduhan dari publik kepada MK bahwa bukan the guardian of constitution, tetapi guardian keluarga Jokowi," ujar dia.
Untuk itu, Ujang berharap Jokowi dapat menghindari hal tersebut. Selain itu dia berpendapat Gibran tak seharusnya diloloskan untuk menjadi cawapres pendamping Prabowo.
"Itu kan suatu tanggapan yang pedas dari publik kepada MK. Oleh karena itu, untuk menghindari hal seperti itu, mestinya Gibran tidak diloloskan untuk bisa jadi cawapres dengan keputusan MK," kata Ujang.
Presiden Jokowi bakal merasakan dampak buruk apabila memang memaksakan Gibran Rakabuming Raka mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
- Ini Biang Kerok Kenaikan Harga MinyaKita
- Gus Yahya Ingin PBNU Berkontribusi dalam Program Makan Siang Bergizi Gratis
- Pemerintah Harus Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM dan Ekonomi Kreatif
- Penyebab Pemerintah Batal Beri Insentif ke 3 Komoditas
- Presiden Prabowo Berpotensi Menunjuk Laksdya Erwin sebagai KSAL Baru
- 4 Tahun, Pemerintahan Prabowo Targetkan Rp 13.032 Triliun Investasi