Mau Potong Rambut yang Mana Bang? Di Sini Bisa Apa Saja
Dia juga awalnya merasa aneh, karena di ruangan pijat itu tidak ada lotion disediakan untuk memijat. Selain itu juga tidak ada handuk yang digunakan oleh pelanggan selesai mandi. “Saya juga awalnya aneh kok tidak ada alat untuk mijat,” katanya.
Hari pertama dia bekerja sekitar 1,5 bulan yang lalu, ada tamu yang datang meminta jasa pijatnya. Setelah tiba di kamar “eksekusi” malah tamu itu minta dilayani tidur. “Ya saya ditidurin jadinya,” katanya sambil tertawa.
Eva menceritakan teman-temannya yang bekerja di salon itu rata-rata usia 20-25 tahun. Ada yang dari Kepahiang, Curup, Pagar Alam dan ada juga dari Lampung. Mereka juga sama dengan Eva siap diajak untuk berkencan. “Ya teman-teman di sini yang abang lihat di bawah tadi,” katanya. (**)
MESKI dilarang, bisnis berbau esek-esek di Kota Bengkulu tetap berjalan secara terselubung. Banyak panti pijat yang terapisnya menawarkan layanan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408