Mau Tahu 6 Blunder Clinton dan Trump Saat Debat Perdana?
jpnn.com - NEW YORK - Adu otak antara calon Presiden Amerika Serikat, Hillary Diane Rodham Clinton (Demokrat) dengan Donald John Trump (Republik) di Hofstra University, Hempstead, New York, Selasa (27/9) pagi WIB memicu perhatian dunia.
Dua kandidat melontarkan isu dan membahas tema yang bertujuan menarik banyak pendukung saat debat perdana.
Namun, namanya juga manusia. Keduanya beberapa kali, entah sengaja atau memang lupa, berbohong serta menyangkal sesuatu yang jelas-jelas sudah dilakukan atau dikatakan.
Berikut beberapa pernyataan Clinton dan Trump yang menyangkal pernyataan mereka sendiri.
1. Trump menyangkal tuduhan Clinton kalau dia mendukung perang Iraq. ”Itu adalah tuduhan tanpa alasan yang dibikin oleh Clinton. Saya melawan perang Iraq,” katanya. Kenyataannya, tidak ada bukti kalau Trump tidak setuju dengan perang Iraq. Bahkan, sebelum invasi Iraq dimulai, Trump memberikan dukungannya. Saat ditanyakan apakah dia mendukung invasi Iraq saat wawancara setelah serangan 11 September 2002 terjadi, jawabannya, ”Ya, saya pikir begitu.”
2. Clinton menolak tuduhan Trump kalau dia menyebut pakta pedagangan Trans-Pacific Partnership adalah perjanjian emas. ”Saya hanya berharap kalau pakta itu bisa sukses,” klaim Clinton. Kenyataannya, saat melakukan kunjungan ke Australia pada 2012, Clinton yang saat itu menjabat sebagai menteri luar negeri AS menyebutkan kalau Trans-Pacific Partnership adalah perjanjian emas bagi negara-negara yang terlibat di dalamnya.
3. Trump menolak mengiyakan ketika Clinton mengatakan kalau Trump menyebut perubahan iklim adalah hoax yang diluncurkan pemerintah Tiongkok. Faktanya, iya. Trump men-Tweet, pada 2012, kalau pemanasan global diciptakan Tiongkok demi membuat perusahaan manufaktur AS tidak kompetitif. Kemudian Trump mengatakan kalau dia bercanda namun tetap mengatakan kalau isu pemanasan global itu merupakan keuntungan bagi Tiongkok.
4. Kata Trump, kekayaannya sudah diaudit selama 15 tahun. Nyatanya, Trump tidak pernah memaparkan bukti kalau dia benar-benar sudah diaudit. Trump juga menolak memberikan data-data pajak secara publik.
NEW YORK - Adu otak antara calon Presiden Amerika Serikat, Hillary Diane Rodham Clinton (Demokrat) dengan Donald John Trump (Republik) di Hofstra
- Menko Polkam Budi Gunawan jadi Tamu Kehormatan di National Day Federasi Rusia
- Amerika Memilih Presiden Baru, Pakar: RI Harus Beradaptasi, Kirim Dubes Berkualitas
- Donald Trump dan Kamala Harris Bersaing Ketat, Selisih Supertipis
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri