Maudy Koesnady Berbagi Cara Memasarkan Tanaman Hias

"Saya minta tolong, di beberapa daerah di Kapuas, Kalimantan Barat, apabila menemukan spesies ataupun tanaman dari hutan jangan langsung dikirim. Kalau langsung kirim, kita bisa tidak punya bonggol. Kita akan kehilangan satu trah yang terbaik," pinta Handry.
Handry memberikan resep beberapa hal yang dapat dilakukan agar saat mengembangkan tanaman hias eksistensinya tetap terjaga.
Di antaranya perlu memerhatikan media tanam, penyiraman, sinar matahari dan suhu, perawatan, dan perbanyakan.
Hobi tanaman hias yang kembali menanjak membuat bisnis di bidang ini cukup menjanjikan. Tanaman jenis tertentu, apalagi yang lagi jadi buruan, hargannya menanjak gila-gilaan.
Ini mendorong banyak pihak yang bergelut dalam jual beli tanaman hias tanpa memerhatikan keberlanjutan di tempat aslinya.
Bupati Landak Karolin Margret Natasa mengakui di wilayahnya masih banyak pelaku usaha yang langsung mengambil tanaman hias dari hutan asli.
Mereka bahkan menggunakan truk saat berburu dan untuk mengangkut tanaman hias dari hutan.
Jika terus seperti itu, kata dia, bisnis tanaman hias yang seharusnya bisa berkelanjutan dan menggerakkan ekonomi warga justru akan mengancam kelestarian lingkungan. Jika itu terjadi, keberlanjutan dari bisnis tanaman hias terancam.
Maudy Koesnady dan teman-temannya dari Geng Ijo mencoba membantu menjual tanaman petani dengan mempromosikan di sosial media.
- Wulandari Sukses Berbisnis Tanaman Hias Berawal dari Hobi
- Bea Cukai Malang Lepas Ekspor Bunga Anggrek ke Amerika Serikat, Sebegini Jumlahnya
- Zaenab, Sarah, Cak Lontong Gabung Tim Pemenangan Pramono-Rano Karno
- Cerita Klaster Bunga Bratang Binaan BRI di Kota Surabaya, Kini Punya Tempat Usaha Nyaman
- Mantap! Bea Cukai Malang Sukses Bawa UMKM Tanaman Hias Tembus Pasar Internasional
- Kementan Sebut Ekspor Tanaman Hias Memiliki Daya Saing Tinggi di Pasar Internasional