Maulina Moli
Oleh Dahlan Iskan
Sang trainer tiga kali seminggu datang ke rumah Maulina. Di Sutorejo, Surabaya timur. Yang diajarkan pun sangat ringan: hanya mengangkat tangan. Sambil duduk.
Gerakan pertamanya sangat berat. Tapi dia suka. Tidak dipaksakan. Sekuatnyi saja.
Kian lama kemampuan mengangkat tangannyi bertambah. Kian ringan. Kiat cepat.
Barulah ditambah gerakan-gerakan lain. Yang juga dimulai dari sangat ringan.
Maulina melakukannya dengan senang. Apalagi dia bisa merasakan ada kemajuan. Biarpun kemajuan kecil. Misalnya jumlah angkat tangannyi bertambah.
Kemajuan kecil menggeret kemajuan besar. Begitulah hukumnya.
Kemajuan yang paling membahagiakannya adalah ketika Maulina bisa mengikat tali sepatu. Bagi orang lain ikat sepatu mungkin barang sepele. Bagi Maulina itu tambahan motivasi yang sangat besar.