Maureen, Bayi yang Terpaksa Cacat Jari Tangan
Ada Wacana, Disambung dengan Jari Kaki
Jumat, 11 Maret 2011 – 08:08 WIB

KORBAN: Maureen Angela dalam gendongan ibunya Linda Kurniawati di rumahnya di Cibodas, Tangerang, Banten (10/03/2011). Foto: Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Malam itu keluarga Linda tidak bisa tidur nyenyak. Bersama suaminya, Linda terus menjaga anaknya yang rewel, muntah-muntah, dan berak itu. Pagi pun tiba. Maureen dibawa kembali ke RS Awal Bross.
Sesampai di rumah sakit, Maureen dirawat di instalasi unit gawat darurat. Meskipun kondisinya cukup kritis, Maureen belum bisa dimasukkan di ruang ICU (intensive care unit) yang peralatannya lebih canggih. Linda menjelaskan, anaknya tidak bisa dibawa ke ICU karena dirinya tidak bisa menyiapkan uang muka rawat inap di ICU yang mencapai Rp 10 juta. Saat itu dia hanya bisa menyediakan uang sekitar Rp 3,5 juta.
Karena tidak berhasil bernegosiasi dengan pihak rumah sakit, Linda pun merelakan anaknya dirawat di UGD. Menjelang malam, Linda pulang sebentar untuk mengambil pakaian. Sekitar pukul 21.00, pihak rumah sakit menelepon bahwa kondisi Maureen semakin buruk.
Dengan perasaan cemas, Linda pun kembali meluncur ke rumah sakit. Perasaan terkejut, kecewa, dan tidak terima bercampur aduk ketika Linda mendapat kabar bahwa jari kelingking tangan kanan Maureen melepuh. Warnanya merah bercampur ungu, seperti luka yang muncul akibat terbakar. "Dokter bilang, kondisi itu muncul setelah dilakukan terapi bicnat (pemberian cairan infus bicarbonaie natrium)," ujar Linda.
Kasihan Maureen Angela. Bayi 8 bulan itu mengalami cacat permanen: dua ruas jari kelingking tangan kanan hilang. Itu terjadi ketika dia dirawat di
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu