Mayasari Tempe

Oleh: Dahlan Iskan

Mayasari Tempe
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

"Lalu saya tes. Ternyata lulus. Ya sudah. Kawin," ujar Maya lantas tertawa ngakak.

Si bule hanya senyum-senyum. Dia lebih pendiam daripada Maya.

Tes pertama: Maya masak cakar ayam. Apakah dia bisa memakannya. Di Amerika cakar ayam untuk makanan anjing.

Tes kedua: cakar ayam itu dimasak pedas sekali. Orang Amerika tidak suka pedas.

"Ternyata dua-duanya lolos. Berarti cocok," seloroh Maya si jago masak.

Setelah kawin, mereka sama-sama berhenti dari perusahaan mobil, padahal posisi Maya sudah sangat mapan. Sudah sering ditugaskan ke luar negeri pakai private jet.

Mereka banting setir: buka restoran Indonesia di kampung halaman suami. Kampung itu jauh di pedalaman. Di antara kota Indianapolis dan Cincinnati.

Boleh dikata Maya adalah perintis perubahan selera makan di kampung itu. Dari makanan Amerika ke Indonesia. Sukses.

Mayasari kuliah di Purdue University, tak jauh dari Notre Dame. Dia ambil computer science. Begitu lulus dapat pekerjaan di pabrik komponen mobil. Di Indiana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News