Mayjen Jonni: Connie Rahakundini Bukan Dosen Unhan
Di sisi lain, Rizal berpandangan, langkah Kemenhan menyusun rancangan strategis percepatan peremajaan alutsista menjadi terobosan yang tidak pernah bisa dilakukan serta membuat adanya kepastian investasi pertahanan selama 25 tahun.
"Saya melihat bahwa ada dua alasan yang ingin dicapai oleh pemerintah (melalui rancangan strategis percepatan peremajaan alutsista). Pertama, menjamin konsistensi pemenuhan alpalhankam (alat peralatan pertahanan dan keamanan) TNI. Kedua, meningkatkan kesiapan alpalhankam TNI secara siginifikan dalam waktu sesingkat-singkatnya," paparnya.
Soal percepatan pengadaan alutsista menjadi 2020-2024, baginya, kebijakan itu ideal. Dicontohkannya dengan perusahaan yang memiliki sebidang tanah dengan isi tambak, kebun, dan sawah, yang berinvestasi untuk membangun pagar dan membeli alat untuk menjaga lahannya sekaligus.
"Agar tidak diklaim orang, lalu perusahaan itu membayar investasinya dengan mencicil dari anggaran yang dia punya," ucapnya. Apalagi, investasi secara langsung pada 2021-2024 akan meningkatkan posisi tawar Indonesia agar mendapatkan alutsista dengan harga lebih terjangkau. (dil/jpnn)
Universitas Pertahanan (Unhan) memastikan pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie, tidak menjadi bagian dari institusinya, termasuk menjadi tenaga pengajar.
Redaktur & Reporter : Adil
- Aher: Apa yang Sudah Diproduksi Pindad Selama Ini tak Kalah dengan Produk Negara Lain
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Kemenko Perekonomian & Universitas Pertahanan Kaji Strategi Komunikasi Efektif Kawasan Pantura Jawa
- Unhan Gandeng ICE untuk Sukseskan Ajang IMEDIC 2024
- Rektor Unhan Ceritakan Manfaat Layanan ASABRI
- Mahasiswa S2 SPS Unhan Menyosialisasikan Bela Negara Bagi Pelajar