Mayoritas Anak Indonesia Kekurangan Asupan DHA
jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Ahmad Sulaeman merasa prihatin karena masih banyak anak usia sekolah di Indonesia yang kekurangan asupan asam lemak esensial (essential fatty acid/EFA), khususnya dokosaheksaenoat acid (DHA) dan omega 3.
Dia berkaca pada hasil penelitian berjudul Intake of Essential Fatty Acids in Indonesia Children: Secondary Analysis of Data From a Nationally Representative Survey yang dimuat British Journal of Nutrition.
Dalam hasil penelitian itu disebutkan bahwa delapan dari sepuluh anak usia sekolah Indonesia berumur 4-12 tahun kekurangan nutrisi otak.
Ahmad sendiri ambil bagian dalam penelitian itu. Dia mengatakan, kurangnya asupan asam lemak esesial, khususnya DHA, harus menjadi perhatian bersama.
Sebab, zat tersebut penting dan krusial untuk memengaruhi kondisi fisik dan kepintaran anak.
“DHA dan omega 3 sangat bermanfaat dalam perkembangan sistem saraf, pembentukan membran sel sehat, dan produksi hormon seperti yang bertanggung jawab dalam mengatur tekanan darah, viskositas darah, vasokonstriksi, serta respon imun dan inflamasi,” kata Ahmad, Jumat (25/1).
Dia menambahkan, kekurangan omega 3 dan DHA sangat berbahaya. Sebab, hal itu bisa berdampak pada masa depan anak.
Misalnya, anak kurang pintar, tumbuh tidak sempurna, kekebalan tubuh melemah, kulit mengalami kekeringan, pandangan kabur, hingga perubahan emosi yang bisa membuat prestasi anak di sekolah menurun.
Ahmad Sulaeman merasa prihatin karena masih banyak anak usia sekolah di Indonesia yang kekurangan asupan asam lemak esensial (essential fatty acid/EFA), khususnya dokosaheksaenoat acid (DHA) dan omega 3
- Siswa SD Kurang Gizi 3 Kali lebih Berisiko Mengalami Gangguan Working Memory
- 4 Makanan Ini Bantu Jaga Kesehatan Jantung
- Kimia Farma Beri Edukasi Gizi Seimbang kepada Remaja Putri di Lombok
- Cara Sederhana Turunkan Kadar Kolesterol dalam Tubuh
- Ganjar Tancap Gas Turunkan Angka Stunting di Jawa Tengah
- Ini yang Terjadi Jika Remaja Kurang Gizi