Mayoritas Pasien RS di Jabar Tak Bisa Memilih

Sementara rumah sakit hanya memfasilitasi pemungutan suara untuk tenaga kesehatan.
Saat ditemui selepas teleconference, Bey mengatakan pasien yang dirawat tidak difasilitasi memilih karena penyelenggara pemilu (KPU) mengharapkan pasien kembali ke rumah dan menyalurkan hak pilih sesuai domisili masing-masing.
"Namun ini kan tidak memungkinkan, apalagi pasien, yang namanya dirawat sulit, belum harus menunggu di TPS," ucapnya.
Dalam teleconference tersebut Bey juga memberi usulan dan masukan agar bisa dilakukan pemungutan suara susulan dengan tetap mengedepankan legalitas bagi para pasien di rumah sakit.
"Ini minimal akan jadi perbaikan ke depan," katanya.
Data Dinas Kesehatan Jawa Barat mencatat sekitar 53 ribu jumlah tempat tidur di rumah sakit.
Namun Bey memastikan angka tersebut bukan angka pasien yang tidak bisa memilih.
"Itu angka tempat tidur. Ada pasien yang bisa, ada yang tidak. Di Santosa itu TPS-nya hanya untuk nakes (tenaga kesehatan) saja. Kami minta ke seluruh rumah sakit untuk mengambil inisiatif, tetapi di Sumedang contohnya hanya bisa sepuluh orang, tadi Pak Kapolda cek ke rumah sakit Polri ada yang bisa, ada yang tidak," kata Bey. (Antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Mayoritas pasien yang berada di sejumlah rumah sakit di Jawa Barat tak bisa memilih, bagaimana solusinya?
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang
- Setuju Ambang Batas Parlemen 4 Persen Dihapus, Eddy Soeparno: Bentuk Keadilan Demokrasi
- Rommy Minta Pengurus Partai Tobat, Wasekjen PPP Bereaksi Begini
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Mardiono: Kader PPP Menyalahkan Kekurangan Logistik Pas Kalah Pemilu 2024
- Menjelang Pelantikan Prabowo-Gibran, MUI Keluarkan 3 Seruan Penting
- 2 Daerah ini Paling Rawan Terjadi Pelanggaran Netralitas ASN