Mayoritas Pekerja Merasa Tunjangan & Fasilitas Kesehatan dari Perusahaan Tidak Cukup

Mayoritas Pekerja Merasa Tunjangan & Fasilitas Kesehatan dari Perusahaan Tidak Cukup
Care Survey 2024 menemukan kurangnya kepercayaan diri responden menghadapi masa depan, yang paling utama prospek kesehatan memburuk di masa tua serta biaya berobat yang tinggi. Foto dok. Care Survey 2024

"Dengan usia harapan hidup di Indonesia yang makin panjang, maka kebutuhan akan perencanaan jangka panjang lebih matang menjadi lebih penting," terangnya.

Dari segi kesejahteraan finansial, dari skala 1 sampai 100, Indonesia mendapat skor 73, di atas rata-rata negara-negara lain di Asia (67).  Terlihat juga, pasangan yang sudah menikah (75%) memiliki rasa kesejahteraan finansial yang lebih baik dibandingkan mereka yang masih lajang (64%), dan di antara pasangan tersebut, mereka yang sudah memiliki anak merasa lebih sejahtera.

“Masyarakat di negara-negara Asia hidup lebih lama dan populasinya semakin menua. Dengan meningkatnya kebutuhan perawatan dan permintaan layanan kesehatan, kemungkinan besar biayanya akan naik lebih cepat dibanding inflasi. Oleh karena itu, kekhawatiran para responden bisa dipahami,” ujar Ryan.

Di sisi lain, survei menemukan, tingkat literasi finansial di antara pasangan sudah menikah lebih tinggi dibandingkan lajang. Untuk mencapai tujuan keuangan, 45% dari total responden menggunakan tabungan dan deposito bank, sedangkan 27% dengan pekerjaan tambahan dan 24% mengandalkan investasi saham, obligasi, dan instrumen keuangan lainnya.

Sementara itu, di antara mereka yang masih lajang, kekhawatiran terbesar adalah berkurangnya pendapatan (57%), di mana hal itu jauh di atas pasangan sudah menikah (52%). Mereka juga khawatir berkurangnya tabungan (52%), lebih banyak dari pasangan yang sudah menikah (48%).

"Temuan ini menunjukkan bahwa literasi keuangan yang masih lajang lebih rendah dibandingkan sudah menikah," imbuhnya.

Literasi keuangan didasarkan pada jangkauan, jenis investasi, asuransi dan tabungan yang dimiliki. Tingkat literasi keuangan lebih rendah dan kekhawatiran kesejahteraan finansial dapat dilihat dari skor hanya 42% lajang yang memiliki perencana keuangan, dibandingkan 63% dari mereka sudah menikah.

Temuan juga mengungkapkan, empat dari lima orang yang disurvei memiliki asuransi (80%), dan 40% memiliki asuransi kesehatan. Namun, mereka yang masih lajang memiliki lebih sedikit produk tabungan, lebih sedikit asuransi, dan tidak memiliki produk investasi sebanyak responden sudah menikah. 

Mayoritas masyarakat merasa tunjangan & fasilitas kesehatan dari perusahaan tidak cukup, Ini faktanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News