Mayoritas Pelaku Terorisme Kaum Muda, Basarah Sebut Jurus Penting Menangkalnya
Dosen Pascasarjana Universitas Islam Malang ini mengaku prihatin menyaksikan tren pemuda yang rentan terpapar ideologi transnasional.
Resistensi terhadap nasionalisme itu muncul akibat faktor kemajuan teknologi internet yang membuat dunia jadi makin terbuka dan global.
Selain itu, juga disebabkan minimnya pemahaman pada sejarah bangsa.
"Akibatnya, mereka menoleh pada ideologi lain sebagai alternatif, termasuk ideologi transnasional yang mengusung konsep negara khilafah," kata pendiri sekaligus Sekretaris Dewan Penasihat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu.
Doktor bidang hukum lulusan Universitas Diponegoro Semarang ini lebih lanjut mengatakan para pemuda sebelum kemerdekaan merupakan tulang punggung perjuangan kemerdekaan Indonesia.
"Karena itu, tugas pemuda sekarang adalah mewarisi api sumpah pemuda, tidak menyia-nyiakan pengorbanan para pejuang dan syuhada bangsa."
"Mereka harus kukuh menjaga NKRI dari ancaman ideologi transnasionalisme, termasuk paham khilafah,” kata Basarah.
Untuk diketahui, terjadi 553 serangan teror di seluruh wilayah Indonesia sepanjang 2000–2020.
Mayoritas pelaku terorisme merupakan kaum muda, Ahmad Basarah menyebut jurus penting untuk menangkalnya.
- Cegah Teror Saat Natal, Polri Sterilisasi Seluruh Tempat Ibadah
- BNPT Beri Sertifikat ke-16 Pengelola Objek Vital soal Pencegahan Terorisme
- Di Silaknas ICMI, Muzani: Prabowo Ratusan Kali Ingatkan Bahaya Perpecahan Bagi Bangsa
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
- Ibas: Toleransi, Kasih Sayang, dan Kesehjahteraan Bisa Tangkal Radikalisasi
- Lestari Moerdijat Harap Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Harus Segera Ditindaklanjuti